Bab 17

266 26 0
                                    

          Sarman tidak ikut dalam rombongan orang yang akan mengantar ke tempat peristirahatan terakhir Mira, dari info yang ia dapat sudah di ketahui penyebab kematian Mira. ' gawat ' pikirnya tinggal selangkah lagi polisi pasti akan menemukan pembunuhnya. Ia gelisah jadi tanpak nyadar bolaķ-balik, ia tak betah lama-lama duduk bawaanya gelisah terus karenanya ia mendapat teguran ayahnya ' Man' kalau tidak betah duduk lebih baik kau masuk ke kamar saja tegurnya, sekarang ayah jadi tidak konsen membaca koran ini ujarnya lagi sambil memandang tajam anaknya. Sarmian tidak bisa membantah ia lalu masuk ke kamarnya. Orang tua Sarman selalu sibuk dengan urusannya sendiri sehinggan mereka tidak tahu apa yang sudah di lakukan anaknya.

          Di dalam kamar bukannya ketenangan yang ia dapat, lebih baik aku ke tempat Darmo saja pikirnya. Sarman lalu mengambil kunci motornya, tampa izin lagi ia pergi saja 'ah ' persetan dengan mereka pikir Sarman pada ayah dan ibunya. kalau aku ngomong bukan bantuan  yang aku dapat, Sarman bisa membayangkan kalau orang tuanya tahu. Di luar Sarman melihat jamnya ehm..baru jam sembilan belum malam pikirnya, ia mau menghidup kan motornya tapi sudah berkali-kali motor tak mau hidup kesal hatinya. Di lihatnya kanan dan kiri tak ada orang, aku mintak bantuan pada siapa ya ! Pikirnya. Berapa menit diam Sarman berniat mencoba lagi,  setelah berkali-kali di coba akhirnya mau juga motornya hidup ( mungkin si motor sudah capek di tinjak-tinjak paksa Sarman terpaksa deh hidup ). Senang motornya hidup Satman ingin cepat menjalankannya, saat motor akan bergerak ia di kejutkan ada suara pelan memanggil namanya secara tiba-tibà, ia melihat ke belakang dan apa yang ia lihat membuat ia kehilangan kendali, dengan posisi masih melihat ke belakang tak sengaja ia menginjak gigi motor...yaa..tanpa sempat di rem, jalan motor semulus jalan tol... jadi deh motornya kenalan dengan mobil yang kebetulan lewat ...selesai ( beruntung selamat).

           Walau sudah tidur pulas di rumah sakit tanpa makan dan minum alias pingsan total lima hari Sarman masih bisa di katakan beruntung  karena anggota masih lengkap dan nyawa juga masih betah di tubuhnya, dan yang tidak beruntungnya ia terus di kejar Bayangan Mira.  Yang lebih apesnya hanya dia doang  yang dapat melihatnya. Kadang kala para perawat lagi asik santai karena sudah mengerjakan tugasnya terkejut, bahkan parahnya ada satu perawat lagi minum tertumpah karena terkejut mendengar teriakan Sarman. Teriakkanya keras berkumandang ke seluruh kamar pasien lain apalagi malam tiba tambah kencang, kalau di tanya jawabnya mau di cekik, di tarik,  pokoknya macam-macam. Sampai ada keluarga pasien yang komplen pada pihak rumah sakit mengapa pasien gila di campur sama pasien yang sehat ( maksudnya akalnya ),  kalau kelamaan pasien sehat akan ikut gila katanya marah. Dan atas kesepakatan bersama termasuk keluarga Sarman setuju anaknya di pindahkan ke rumah sakit jiwa. Sebenarnya apa yang di lihat Sarman ?..kalau mereka melihat hantu Mira pasti pada kompak tak ingin di perkenalkan ekh..maksudnya tak ingin melihat. Walau di dunia cantik tapi kalau sudah Almarhum, beribu-ribu salon percuma tak bisa memperbaikinya.( kenapa urusan salon di bawak-bawak  ya....!).

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang