Nek Mari melihat ke jam, sudah jam sembilan malam bisiknya pelan lalu ia kembali depan, di intipnya pintu pagar mungkin saja Mira sedang membuka pintu pagar ternyata tak tanpak Mira pulang. Ya Allah lindungilah cucuku, dalam hatinya ia memanjatkan doa agar Mira selalu di lindunginya.
Di tempat lain, aduh hari ini aku sial banget, jalan macet habis, pulang jadi terlambat sekali dan sekarang masuk ke daerahnya kalau sudah jam sembilan lewat tak ada lagi ojek, jalan sepi rumah masih jauh, bagaimana ini ! maju salah mundur salah, mira kebingungan sekali.
Yah.. terpaksa mau tak mau terpaksa harus di jalani walau takut. Mira agak tergesa-gesa jalannya pas di pengkolan tempat jalan pintas baru ia mau lewat mira di kejutkan suara..kraaak... seperti kayu patah, di pikiran Mira tak mungkin kayu itu bisa patah sendiri, pasti ada yang menginjaknya.
Pasti..' ia yakin. Karena rasa takut sudah ke buru nyantol di hatinya ia tidak mau menoleh ke arah suara, apa lagi ia mendengar ada yang memanggilnya di tempat super gelap begitu tambah rasa takutnya. Tampa pikir panjang ia lari secepatnya. Setelah lari cukup jauh mira yang sering menoleh ke belakang menabrak seseorang.
Aduh...ampun deh ' , mereka sama-sama terjatuh, loh ! Mira seru Rudi '...Rudi ! Mira terkejut menabraknya maaf aku tidak sengaja kata Mira. Tak apa -apa Mir tapi kenapa kau lari ketakutan seperti ini, Rudi cepat berdiri dan melihar ke arah Mira datang. Ehmm tak ada orang pikir Rudi, ia melihat Mira sudah berdiri.
Rud aku tadi ketakutan karena di pengkolan itu ada yang memanggilku jelas Mira, Rudi yang mendengar penjelasan Mira hanya menjawab pelan dan singkat, begitu yah...dengan mimik wajah seperti berpikir. Kalau kau balek terlambat kenapa tidak telepon pacar mu mintak di jemput ? tanya Rudi. Di lagi ada tugas dinas keluar kota jelas Mira.
Ya sudah ' aku antar kau sampai ke rumah, kalau kau pulang terlambat telepon saja aku tawar Rudi, 'ayo ' sudah malam ajaknya lalu mereka berdua berjalan. Saat di depan rumah, Rud terima kasih banyak ya, Sama-sama Mir masuklah. Mira melihat Rudi berjalan jauh, malam ini aku beruntung , sejak dari sekolah Mira tahu Rudi orang yang baik, aku aman kalau bertemu dengannya lalu ia masuk ke rumah dengan kunci sendiri.
Mira kalau kau pulang terlambat usahakan telepon nenek, jadi Ocan bisa menjemputmu di tempat perhentian mobil, walaupun jalan kaki kan aman kata nek Mari menyarankan cucunya. Iya nek, semalam Mira tak mau membangunkan Ocan karena hari ini ia ujian, ini kan tahun terakhir ia sekolah jelas Mira.
Terus.... bagaimana hubunganmu dengan Hamid ? tanya neneknya. Sekarang ini bang Hamid lagi pergi katanya pada neneknya, saat pulang nanti dia dan orang tuanya mau bertemu nenek untuk kenalan jelas Mira. Mendengar itu wajah neneknya tanpak cerah. Bagus la kalau begitu nenek senang mendengarnya.
Seperti hari biasa Mira kerja, ke dua adiknya sekolah dan neneknya sibuk membuat kue, Mira melihat hari ini neneknya lebih sibuk dari biasanya, ia pergi ke dapur. Nek ' sibuk sekali tanyanya, sini biar Mira bantu, ia menawarkan diri tapi di tolak neneknya. Tidak usah Mira kau lihat saja apa adikmu sudah siap sekolah katanya, nanti kalau libur kerja baru kau bantu nenek jelasnya.
Iya nek lalu Mira ke kamar adiknya. Tok...tok...tok..can sudah siap belum panggilnya , kak'... Mira terkejut Susi sudah ada di sampingnya. Ada apa Si tanyanya, kakak cari Ocan kan, dia lagi ada di wc mules biasa kebanyakan makan jelasnya. Kasih tahu kakakmu kalau kalian sudah siap, kak Mira ada di depan , iya kak jawabnya.
Seperti biasa Mira merawat bunga-bunganya dulu apalagi mawar putihnya tak pernah ketinggalan kalaupun terlambat karena ia kemalaman pulang ia tetap menyiramnya, kadang-kadang ada temannya lewat dan nyeletuk Mir dak ke pagian nyiramnya sambil tersenyum dan hanya di balas Mira dengan nyegir saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA DI TENGAH MALAM
Terrormira bekerja keras demi keluarganya tapi kecantikanya membuat hidupnya menjadi singkat