Bab 12

266 24 1
                                    

       Lumayan adem jalan ini, masih banyak pohon-pohon yang membuat tiupan angin terasa segar, sesaat Mira jadi terlena dan berjalan perlahan. Karena sibuk bicara sendiri dalam hati ia tidak melihat kalau melewati Isan adik Rudi yang bisu,

     Isan melihat Mira masuk ke jalan pintas. Kalau malam aku tak mau lewat sini, ini kan tanah yang di biarkan kosong sama
pemiliknya. Langkahnya berhenti ketika mendengar suara kayu patah, Mira menoleh ke arah datangnya suara.  Ia memperhatikan sekeliling, ia menajamkan pendengarannya tidak ada suara sunyi.. !  sudah la sebentar lagi juga sampai pikirnya.

      Belum ada lima menit Mira terkejut ketika namanya dipanggil terasa dekat sekali, saat ia lihat oh..bapak..maaf aku tidak lihat, Mira terkejut ternyata bukan dia saja yang ada di sana, ia baru sadar di depan dan belakangnya ada dua orang.

      Sarman dan Darmo, mereka kawan Lufi tapi tidak ada Lufinya. Maaf kalau saya mengganggu kegiatan bapak, saya akan melanjutkan perjalanan saya kata Mira dengan perlahan mau menjauh dari mereka.

      Kenapa cepat-cepat mau pulang. Sebenarnya sudah lama ingin bicara tapi belum punya kesempatan katanya sambil memegang tangannya, Mira tidak suka dengan perlakuan orang ini ( tapi tunggu Mira menginggat sesuatu, suara laki-laki ini mirip dengan suara yang memanggilnya malam itu tapi....).

      Sadar karena tangan laki-laki itu lancang meraba sampai ke bahunya, mendapat perlakuan ini spontan Mira menepiskan tangan laki-laki ini dan langsung pergi menjauh tapi langkahnya terhenti karena Sarman mendekapnya dari belakang.

      Mira merontak-ronta, ia sadar kenapa tidak menjerit sekuat tenaga, hari masih pagi pasti ada yang lewat to..tolooooong. Baru sebentar kata tolong Sarman sudah menutup mulutnya, Man bawak dia ke sebelah sana cepat perintahnya kata laki-laki yang lebih tua, sedangkan Darmo tanpak ketakutan mau maju mundur lagi.

     Melihat gaya Darmo kayak sertikaan membuat ia gemas sehinggah botol plastik ditangannya di lemparkannya ke tubuh Darmo ayo' cepat kau bantu Sarman perintahnya. Pak..' Sarman memanggil laki-laki itu, cepat nanti ada orang seru Sarman, ia sudah berhasil mengikat tangan dan mendekap mulutnya.

       Laki-laki bejat itu berniat melakukan sesuatu pada Mira, Darmo tidak mau melihat tapi ia tahu mereka akan melakukan perbuatan terkutuk pada Mira, sudah berapa kali ia mengelap mukanya dengan tisu tapi keringat itu tak mau berhenti.

      Hanya sesekali terdengar suara,  lalu laki-laki itu muncul sambil merapikan bajunya, ia melihat ke Sarman  sekarang giliranmu katanya santai..loh mana Darmo katanya terkejut saat tidak melihat batang hidung Darmo.Tenang pak  jawab Sarman Darmo bisa aku atasi nanti. Sarman mengikuti perbuatan laki-laki tua.

      Tak berapa lama, sekarang bagaimana pak ? tidak mungkin kita tinggalkan saja ujar Sarman. Laki-laki itu mendekati Sarman,  lebih baik kau urus Darmo jangan sampai ia membuka rahasia kita, soal perempuan itu aku yang urus perintahnya.

     Sarman cepat pergi menyusul Darmo, melihat anak buahnya sudah pergi, ehmm kalau menyuruh mereka membereskan bisa kacau, ia bergerak sambil tersenyum ( nafsuh mangalahkan segalanya contohnya laki-laki ini sudah lupa dengan umur dan keluarga ).

BUNGA DI TENGAH MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang