Sudah jam sebelas tapi ia belum pulang juga, nek Mari berdiri di pinggir pagar melihat ke jalan, ia tanpak gelisah kenapa Mira belum juga pulang, kan! Sudah zhuhur mau pergi lagi sama Hamid pikir nek Mari tambah gelisah.
Can...can...panggilnya. Ada apa nek', nek Mari menoleh ternyata Susi. Si tolong panggil Ocan perintahny, Susi masuk dan dak berapa lama nek Mari melihat Susi dan Ocan keluar. Can coba kau pergi ke tempat teman kakakmu Ririn, mintak alamat padanya rumah Fina, kau langsung ke sana jemput kakakmu perintahnya, iya nek.
Melihat Ocan pergi nek Mari mengajak Susi masuk ke rumah. Menit kian menit perasaan hati nek Mari tambah tak karuan, pikiran buruk selalu datang tapi cepat-cepat di hilangkannya. Hampir masuk waktu Zhuhur Ocan kembali nek ' kata kak Fina kak Mira tidak ke rumahnya jelas Ocan.
Ya Allah, kemana anak itu. Nek' kita tunggu saja sebentar mungkin kak Mira batal ke rumah kak Fina tapi ke tempat lain jelas Ocan. Ya...mungkin kau benar Can, ayo ' kita shalat dulu perintah nek Mari.
Sarman langsung mencari Darmo, di hubungi hp tidak aktif, setelah bertemu dengan adiknya, kak Darmo lagi duduk di pohon jambu entah ke sambet apa dia bertapah kok di situ cetusnya pada Sarman yang diam saja.
Sarman melihat Darmo memang ada di sana duduk melamun, hei..panggilnya langsung duduk di sampingnya. Mo ' ada pesan kalau kau bukan mulut, bisa jadi kau atau keluarga mu menyusul perempuan itu " kata Sarman singkat.
Sar jadi aku tidak boleh membuka mulutku selamanya ya ?.....ya jawab Sarman singkat. Kalau mulutku selamanya tidak boleh di buka, lalu bagaimana aku makan jawabnya cuek. Buk..buk..pukulan dengan topi si sasarke Sarman ke tubuh Darmo,
Bodoh..bodoh..maksud tidak boleh buka mulut tu jangan kau buka rahasia kita...ngerti mata Sarman tanpak menjeliti Darmo. O..ooo begitu jawaban singkat Darmo dengan wajah yang bagaimana gitu. Di sampingnya Sarman berusaha menurunkan emosinya, tanpaknya kesabaran harus lebih banyak menghadapi Darmo pikir Sarman yang memperhatikan temannya ini.
Tok...tok...tok..' Asallamu'alaikum' terdengar suara laki-laki. Nek Mari yang berada di kamar depan cepat keluar, ia tahu dari suaranya paati nak Hamid. 'Wa'alaikum salam ' jawab nek Mari sambil membuka pintu. Ayo masuk Mid.
Hamid melihat wajah nenek Mira tanpak gelisah. Ada apa nek, kalau nenek butuh bantuan katakan saja pada saya, mungkin saya bisa bantu ujar Hamiď. Bagaimana ya, sekarang nenek gelisah sama Mira. Ia pergi pagi tadi ke tempat Fina, katanya hanya sebentar tapi sampai sekarang belum juga pulang, suaranya tanpak sedih.
Kabar dari nek Mira di hadapin Hamid dengan tenang. Nenek harus tenang, biar Hamid akan mencarinya katanya, ia lalu permisi pada nek Mari untuk pergi mencari Mira. Di tunggu-tunggu belum ada kabar, baik dari Ocan atau Hamid mana hari sudah sore, maghrib sebentar lagi pikir nek Mari saat ini perasaannya jadi campur aduk.
Ketika Hamid dan Ocan datang barengan kontak nek Mari jadi menangis, ia yakin sudah terjadi hal yang buruk pada Mira. Saat mereka bicara dan waktu Hamid pulang nek Mari jelas tidak fokus, itu di lihat saat Hamid pamit pulang nek Mari seperti tidak mendengar. Hamid mengerti melihatnya dan dengan Ocan di katakanya besok pagi dia akan mencari terus Mira sampai bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA DI TENGAH MALAM
Horrormira bekerja keras demi keluarganya tapi kecantikanya membuat hidupnya menjadi singkat