[30] Bayii

1.9K 179 3
                                    

"Sstt, bangun!"

Tepukan di kedua pipinya membuat gadis ini terusik dari tidurnya. Yang ia lihat pertama kali adalah wajah lelaki yang sejak kemarin bersamanya.

Karna refleks dengan wajah Iqbaal yang sedekat ini, (NamaKamu) langsung mendorong Iqbaal agar menjauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karna refleks dengan wajah Iqbaal yang sedekat ini, (NamaKamu) langsung mendorong Iqbaal agar menjauh. Lalu menutup wajahnya dengan selimut.

"Eeehh!" Iqbaal hampir saja terjatuh jika saja tidak menarik selimut yang langsung ditahan oleh (NamaKamu) pula.

"Masa gue didorong" Ucap Iqbaal melas.

"Ehehe, maaf, lagian tiba-tiba depan muka banget gitu" Ujar yang perempuan masih menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

"Kok, ditutup gitu?" Tanya Iqbaal bingung.

"Hmm malu yaa muka bantalnya keliatan gueee" Goda Iqbaal sambil menyoel pipi (NamaKamu) yang tak tertutup selimut.

"Aah! Udah sanaa"

"Eehh, Alee! Pagi-pagi udah di kamar anak gadis" Ucap Eyang Uti yang tiba-tiba saja ada disamping pintu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kejahilan Iqbaal.

Iqbaal bangun dari tengkurapnya diatas kasur. Sedangkan Eyang Uti mendekat kearah mereka berdua.

"Pagi, Eyang!" Seru Iqbaal sambil merentangkan tangannya hendak memeluk Eyang.

"Aah, kamu mah, lebay Le!" Ucap Eyang sambil cekikikan.

(NamaKamu) menurunkan selimut hingga sekarang hanya menutupi mulutnya.

"Pagi, gadis cantik. Hayuk kita sarapan" Ucap Eyang sambil mengelus puncak kepala (NamaKamu).

"Iya, Eyang" Ucap (NamaKamu) malu.

"Lee, sana keluar atuh! Si cantik malu itulooh" Ucap Eyang sambil mendorong Iqbaal keluar.

"Iya, iyaaa!" Seru Iqbaal dalam keadaan masih terdorong oleh Eyangnya sendiri. Matanya masih curi-curi pandang dengan (NamaKamu) yang tetap berusaha menutupi wajah bangun tidurnya.

💫

Iqbaal mendengus ketika sampai diluar kamar. Padahal ia ingin menunggu dan turun bersama (NamaKamu).

"Eh, Aa' Ale. Kapan datengnya, atuh?" Tanya seorang wanita paruh baya yang terlihat lebih muda dari Eyangnya, menyapanya ramah.

"Baru semalem, bi! Bi Iis apa kabar?"

Bi Iis adalah seseorang yang sudah bekerja di rumah Eyangnya sejak ia masih kecil. Saat ia sekeluarga masih tinggal di Bandung, dulu.

Untittled ✖️ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang