"Tuan Iqbaal sedang tidak di ruangannya, Nona" Ucap pria berotot.
"Sedang kemana dia?"
"Saya tidak tahu"
"Yasudah, aku akan menunggu di dalam"
"Silahkan, Nona" Ucapnya sambil membukakan pintu ruang rawat president suit yang di tempati Iqbaal.
Gadis tinggi dengan tubuh ideal dan rambut pirang pun memasuki ruang rawat yang terbilang mewah ini. Menaruh sebuket bunga yang dibawanya di meja kecil sebelah ranjang, merapihkan bed cover yang sedikit berantakan.
"Gila, baik banget om Wijaya nyewain Iqbaal ruang rawat semewah ini. Pake ada bodyguard segala pula" Ucapnya sambil menduduki sofa besar berwarna coklat.
Telpon genggam mahal miliknya berdering, ada panggilan masuk dengan nama Om Wijaya terlihat jelas.
"Panjang umur" Gumamnya, lantas mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, om?"
'Steffi! Sudah berapa kali om bilang, jangan bawa mobil itu lagi!"
"Ya tapi om, pake apalagi aku selain mobil itu?"
'Om sudah memesankan yang baru, kau hanya tinggal menunggu saja. Lantas dimana kau sekarang?'
"Di dalam ruang rawat Iqbaal" Jawabnya santai sambil memainkan kuku-kukunya yang panjang berkutek.
'Apa? Kau sedang bersama Iqbaal dan dengan mudahnya mengangkat telfonku yang membicarakan hal itu?'
"Sudahlah, om, jangan naik darah terus, deh, cepet tua loh! Stefhanie ponakan kesayangan om gak lagi sama Iqbaal, Iqbaal nya lagi keluar"
'Keluar? Kemana dia?'
"Entahlah"
Mereka berdua terdiam sejenak, lalu Steffi melanjutkan,
"Om, Steffi bener-bener gak perlu khawatir kan soal, itu? Soal kecelakaan Ibunya gadis itu"
💫
Iqbaal berjalan santai dengan memasukan kedua tangannya ke dalam saku, menuju ruang dimana ia dirawat untuk sementara. Sambil memandang telpon genggamnya.
"Moto apa?"
"Ah, I—Iqbaal ya?"
"Iya, terus tadi moto apa?"
"Eng-engg—enggak!"
"Seriuss? Aku tau kamu moto aku tadi. Coba aku liat" Ujar Iqbaal sambil merentangkan tangannya seakan meminta telpon genggam yang tadi sempat mengambil gambarnya bersama (NamaKamu).
Iqbaal pun tahu betapa syok nya gadis di hadapannya saat ini karna ia yang tiba-tiba mendekatinya karna tersadar akan sebuah blitz kamera yang mengarah padanya dan (NamaKamu) tadi.
"Aku cuma mau liat, akunya jelek ga" Ucap Iqbaal sambil tersenyum.
"Oh i—ini" Ucap gadis tersebut masih gugup sambil memberikan telpon genggamnya pada tangan Iqbaal yang telah terulur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untittled ✖️ IDR
FanfictionJika saya memang hanya dapat bertemu kamu didalam mimpi, dapatkah saya berdoa agar saya tak terbangun lagi? #1 in Iqbaal 2/01/19 #1 in CJR 7/02/19 #2 in iqnam 10/05/20