[39] c u

1.4K 122 14
                                    

Iqbaal memandangi dirinya yang sejak tadi hanya menunduk dan membungkam diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbaal memandangi dirinya yang sejak tadi hanya menunduk dan membungkam diri.

"Kamu jadi bisu sekarang?"

Sedangkan (NamaKamu) dengan santai melangkah melewati Iqbaal dengan cuek. Memperhatikan tiap langkahnya khawatir akan jatuh.

Disinilah mereka sekarang, berjalan santai di tempat yang bisa dibilang hutan namun tak jauh dari pemukiman warga desa tempat (NamaKamu) tinggal selama beberapa waktu ini.

"Kamu terpaksa ngajak aku jalan-jalan?"

(NamaKamu) tetap diam. Hingga sebuah lengan kekar menahan pundaknya. "(Nam).."

"Baal, berenti pake aku-kamu!" Ucap (NamaKamu) sedikit membentak dan akhirnya mau memandang manik mata Iqbaal. Iqbaal yang dibentak justru malah tersenyum.

"Akhirnya keluar suara kamu"

"Berenti pake aku-kamu Iqbaal!"

"Aku bukan Iqbaal, aku lagi jadi Fakhri" Jawab Iqbaal cuek dengan sedikit candaan.

"Galucu. Jangan bikin dunia nyata jadi dunia peran juga, dasar aktor!"

(NamaKamu) kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Iqbaal yang hanya bisa tersenyum memaklumi perilaku (NamaKamu).

"Okei, (Nam), Lo marah?"

"Nggak"

"Aku—eh gue, gue gak percaya sama 'nggak' nya cewek! Dimulut bilang nggak, dihati bilang iya"

"Mending kita balik aja kalo kayak gini"

"Eh! Jangan dong!" Sergap Iqbaal. "Bentar lagi juga gue pulang kok, anggep aja ini liburan gue, jalan-jalan disini kan"

"Terserah lo deh"

"Maaf.."

"Untuk?"

"Untuk, baru bisa jemput lo, disini, baru sekarang"

"Lo kesini bukan buat jemput gue Iqbaal Ramadhan," Ucap (NamaKamu) sarkastik diikuti helaan nafasnya. "Lo kesini karna mau ke puncak, bego nya lewat sini, terus kehabisan bensin pula, bodoh" Lanjutnya.

"Loh, justru itu, (Nam)!"

"Itu apanya?"

"Justru itu, takdir tuhan yang udah ditulisin buat gue lewat sini, kehabisan bensin, terus jadi ketemu lo kan?"

Dalam hati, (NamaKamu) mengiyakan itu.

"Gue udah gak percaya takdir" Ucap (NamaKamu) tak terduga.

"Loh?"

"Kalo emang ini takdir, berarti takdir gue hidup di dunia ini gak bagus" Lirih (NamaKamu).

"Karna ketemu gue?" Ucap Iqbaal dengan rasa bersalah.

Untittled ✖️ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang