[23] How r u?

1.7K 138 2
                                    

(NamaKamu) menatap layar handphone nya bingung. Tidak biasanya Iqbaal menutup sambungan telpon mereka secara sepihak seperti ini. Entah kenapa, kekhawatiran ada di dalam dirinya sekarang. Namun ia tetap mencoba untuk berpikir kemungkinan positif yang lain. Mungkin tiba-tiba saja Iqbaal ada urusan yang memaksanya saat itu juga, pikirnya.

Pandangannya sekarang menatap lurus kearah Ibunya yang belum kunjung bangun juga. Sudah hampir setengah bulan sejak insiden kecelakaan itu. Dan (NamaKamu) pun belum dapat membuktikan bahwa pelaku yang sekarang dipenjara bukanlah si pelaku asli.

Ia mengelus punggung tangan Ibunya yang terdapat selang infus. Dirinya tersenyum menatap wajah damai Ibunya. Berharap mata itu segera terbuka, dan tangan ini dapat mengelus puncak kepalanya lagi. Sebelum insiden kecelakaan itu terjadi, mereka harusnya bahagia pada hari itu. Mereka berdua telah berencana untuk menonton film Disney kesukaan (NamaKamu). Namun naas, tuhan berkata lain, dan malah membawa mereka berdua untuk menghabiskan waktu yang tak sebentar itu disini, rumah sakit.

💫

Iqbaal terduduk di sebuah kursi di dalam ruangan dengan kedua tangan yang diikat kebelakang. Ia tak takut sama sekali. Bahkan ia tahu berada dimana ia sekarang. Ini gudang di gedung management nya. Lalu sekarang, bisa ditebak bukan, siapa yang membawanya kesini? Dan siapa orang-orang berjas hitam yang mengepung mobilnya semalam?

Pintu terbuka, menampilkan seorang lelaki paruh baya yang sangat ia kenali. Lelaki itu berjalan kearahnya dengan senyum licik yang dapat dengan jelas Iqbaal lihat dari tempatnya. "Pak.."

"Hallo Iqbaal, bagaimana tidurmu? Nyenyak? Nyaman?"

"Pak.. Kauu.." Iqbaal menatap lelaki itu dengan tatapan tajam. Jika saja tangannya tak terikat, mungkin lelaki itu sudah habis ditangannya detik ini juga.

"Hahaha.. kau tak bisa menyerangku?" Tawanua jahat.

"Apa yang kau inginkan?!" Bentak Iqbaal.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Iqbaal! Apa yang kau inginkan?! Apa rencanamu dengan membongkat kebohongan itu pada publik?!" Bentak lelaki itu tak kalah garang.

"Jadi.. Kau memperlakukan ku seperti itu hanya karna itu?" Tanya Iqbaal tak percaya.

"Dan kau, membuat kekacauan ini hanya karna gadis itu?" Tanyanya balik.

Iqbaal menatap boss nya bingung, "Kenapa kau begitu membenci (NamaKamu)?"

Lelaki paruh baya itu terdiam sejenak. Tampak berpikir jawaban apa yang cocok untuk menjawab pertanyaan yang ia juga tidak tahu jawabannya.

"Karna dia membuatmu seperti ini, Iqbaal! Sadarlah! Dia bisa saja menghancurkan kariermu yang sekarang"

"Kau lebih terlihat seperti seseorang yang begitu menyedihkan, kau membenci gadis yang tak bersalah"

Sedangkan si lelaki paruh baya menghela nafasnya. Mencoba sabar dalam menghadapi Iqbaal.

"Sepertinya kau butuh istirahat"

Iqbaal mengernyitkan alisnya.

"Akan kukirim kau ke rumah sakit, kau bisa beristirahat disana selama beberapa hari sambil menjernihkan pikiranmu itu. Aku akan mengurus media. Biarkan publik mengetahui seakan kau sehabis mengalami kecelakaan kecil"

Untittled ✖️ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang