Vote sebelum dibaca⭐️⭐️⭐️Just encok
Alden menatap teman-teman nya yang sudah duduk duluan di kursi kantin.
"Pinggang lo kenapa?". Bingung Aya.
Alden mengangkat bahu cuek. "just encok".
Aya dan Aldo terbahak mendengarnya. "Gila ya lo!".
Alden mendengus sebal, dia tidak peduli ledekan Aya dan Aldo tentang dirinya.
"Udah gak nangis lagi?". Aya menggeleng sambil tersenyum.
"Gak lah gue kan stronger girl!".
"Bohong tu, Den". Brand mencibir. Sedangkan Aya mempelototi Brand. "Apa? Mau ngelak kalau lo gak nangis?".
Aya mamajukan bibir bawahnya. "Jahat banget sih lo jadi orang!".
Alden geleng-geleng melihat Aya dan Brand yang gak akur. Dulu Aldo, sekarang Aya. Alden tak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya.
Alden menoleh ke arah Aldo yang tampak sibuk dengan bakso nya.
"Melody mana?".
Aya, Brand dan Aldo serentak menoleh ke arah Alden. "Lo gak tau?".
Alden mengerutkan dahinya.
"Apa?".
Aldo, Aya dan Brand saling lirik-lirikkan. Tidak tau apa mereka salah atau benar.
"Pasti ada rahasia yang kalian sembunyikan dari gue kan?". Alden menatap teman-temannya. "Dimana Melody?". Tanya Alden ke Aya.
Aya menggaruk pipinya bingung. "Melody gak bilang ke lo ya?".
Alden menatap Aya gemas. "Kalau gue tau, gue gak akan tanya ke lo bego!".
Aya meringis mendengar suara Alden yang tak bersahabat.
"Dimana Melody?". Tanya Alden sekali lagi.
Aldo dan Aya menyikut lengan Brand. Sedangkan Brand mencoba tak peduli dengan Alden yang sudah mengeluarkan asap di hidungnya.
"Lo aja deh Brand kasih tau". Bisik Aldo.
"Kenapa harus gue?". Protes Brand tak terima.
"Kan cuma lo yang gak takut sama Alden!". Kata Aya.
Brand sekali lagi hendak protes. Tapi, karena Alden sudah terlebih dahulu menatap nya tajam, Brand menjadi meringis. Bukan cuma Aldo dan Aya saja yang takut dengan Alden, tapi dia juga.
"Melody...". Brand meneguk salivanya. "Dia pulang".
Alden menukikkan alisnya. "Pulang? Memang nya Melody kenapa?". Aya tau ada nada khawatir dari Alden untuk Melody.
Alden menatap Aldo yang belum buka suara kepadanya. "Kenapa Melody pulang?".
Aldo menghembuskan napasnya pelan. "Tadi pagi, waktu lo tidur di markas, Melody mau nyusul lo buat gak bolos lagi".
"Tapi kan gue gak bolos!". Protes Alden. "Tadi juga gue ada di ruang Walas kita buat ujian susulan".
Aldo mendengus saat Alden memotong perkataan nya. "Bisa gak sih lo gak potong perkataan gue dulu?!".
Alden mengangguk tenang. "Lanjutkan!".
"Kita juga gak tau apa yang terjadi selanjutnya. Melody datang ke kelas dengan mata sembab nya".
"Maksud lo Melody abis nangis?".
"Alright!". Aldo mengangguk setuju. "Terus dia bilang perutnya sakit, ya gitu deh". Ambigu Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)
Teen Fiction(Belum direvisi) Maaf kalau cerita ini kurang dari kata sempurna🙏 "Yakinlah, akan ada kebahagian setelah kesedihan. Seperti halnya pelangi setelah datangnya hujan" Melody Shafira, murid perempuan yang berasal dari SMA 1 Bandung dan sekaligus ketua...