Don't Forget Votment!
Happy Reading...and sorry fot typo
***
Di depan ruang rawat, seorang pemuda masih setia menunggu pintu di depan nya terbuka. Dari tadi, kakinya tidak berhenti mondar mandir di depan pintu ruang rawat. Sehingga, pengunjung yang melihat nya sedari tadi sudah dibuat pusing oleh cowok yang bernama Delon.Dari arah samping, sepasang orang dewasa berlari ke arah pemuda tersebut. Wajah mereka tak kalah panik dan khawatir dari pemuda itu.
"Delon, gimana keadaan Melody?"
"Bundaa.."
Delon, cowok itu langsung memeluk Amel yang baru sampai di depan nya. Badan cowok itu bergetar hebat menandakan kalau Delon sedang menangis. Memang sedari tadi, Delon menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Sedangkan Sam, ayah Melody dan Delon mengusap wajah nya kasar. Dia menatap Amel yang sedang memeluk Delon. Dia tidak menangis. Tetapi Sam tau, kalau istrinya ini tidak mau membuat Delon semakin ketakutan.
"Delon, sudah ya nangis nya. Biar bunda lihat Melody dulu ke dalam," Amel mengusap jejak air mata Delon. Lalu matanya menatap Sam sebentar
"Mas, temenin Delon sebentar"Sam mengangguk. Lalu kakinya melangkah ke arah Delon yang tampak sudah tenang di kursi tunggu. Sedangkan Amel telah pergi ke ruang rawat Melody untuk memperiksa keadaannya.
"Maafin Delon yah.."
Sam tersenyum sambil menepuk pundak anaknya.
"Kalian berantem?"
Delon menunduk tidak berani menatap Sam. Walaupum Sam tampak tenang, tetap saja Delon takut melihat ayahnya.
Sam menghela napas panjang menunggu Delon yang tak bersuara. "Gak usah dijawab. Ayah paham perasaan kamu"
Delon semakin bersalah saat pintu ruang rawat Melody belum terbuka. Seakan ingat sesuatu, Delon langsung mengambil hp nya dan mengirim pesan kepada teman-teman Melody. Tetapi tidak untuk Alden dan Brand.
Cklekkk
Delon dan Sam langsung berdiri saat melihat Amel dan dokter Risa keluar dari ruangan Melody.
"Bunda gimana keadaan Melody?"
Delon langsung bertanya saat Amel dan dokter Risa membuka masker mereka.
Amel tersenyum lirih dan melirik teman satu profesinya. Dia tidak sanggup melihat Delon yang tampak putus asa dan menyalahkan dirinya sendiri.
"Apa..keadaan Melody semakin memburuk?" tanya Sam yang merasakan sesuatu buruk terjadi kepada putrinya. Sebagai seorang ayah, Sam bisa dibilang sangat dekat dengan Melody ketimbang Delon. Tentu insting seorang ayah tidak pernah salah tentang putrinya.
Dokter Risa menghembuskan napas nya melihat Amel yang tidak sanggup mengatakan kondisi Melody kepada anak dan suaminya.
"Kalian tidak perlu khawatir. Melody cuma sesak napas dan tidak separah beberapa tahun yang lalu," jelas dokter Risa.
"Alhamdulillah" ucap Sam. Untung saja insting nya salah. Dia menatap Delon yang duduk di kursi sambil tersenyum kecil.
"Tetapi ada satu lagi"
Sam dan Delon yang baru saja bernapas legah langsung menatap dokter Amel kembali.
"Maksud bunda apa?" tanya Delon kembali berdiri di depan bundanya.
"Melody belum sadar dan masih koma," Amel mengatakan nya sambil menarik napas berat. "Kita tunggu 48 jam kedepan. Kalau Melody belum siuman, kita langsung rujuk Melody ke Singapura"
KAMU SEDANG MEMBACA
💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)
Novela Juvenil(Belum direvisi) Maaf kalau cerita ini kurang dari kata sempurna🙏 "Yakinlah, akan ada kebahagian setelah kesedihan. Seperti halnya pelangi setelah datangnya hujan" Melody Shafira, murid perempuan yang berasal dari SMA 1 Bandung dan sekaligus ketua...