Chapter 31

107 22 2
                                    

Karena seseorang lebih percaya apa yang dilihatnya, tanpa mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Beloved

Di malam kota Bandung, tampak seorang laki-laki sedang menatap langit malam. Sepertinya semesta sedang mentertawakan nasibnya sekarang. Lihatlah, bagaimana bintang itu masih bersinar terang seakan-akan meledeknya.

Selepas pulang dari rumah sakit tadi, Alden lansung mengurung diri di kamarnya. Sedangkan Mona, cewek itu cuma bisa bungkam melihat Alden seperti itu.

Tokk tok tokk

"Alden lo harus makan ya, kan kaki lo masih sakit," ujar Mona yang berdiri di depan pintu kamar Alden. Ini susdah keempat kalinya dia terus berada di sana.

Mona yang sudah kesal karena kejadian tadi, malah tambah kesal melihat Alden yang cuma bisa mengurung diri di kamar. "Al...lo gak boleh egois gini dong! Kan lo masih tahap penyembuhan!"

Sudah cukup. Mona tidak bisa tinggal diam lagi. Segera cewek itu mengambil kunci cadangan kamar Alden di guci. Setelah mengambilnya, Mona langsung membuka kamar Alden.

Kesan pertama yang Mona rasakan adalah sunyi dan gelap. Mona langsung menekan stop kontak dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sedang membawa nampan.

Setelah ruangan itu terang, Mona langsung mencari keberadaan Alden. Tak sengaja matanya menangkap pintu balkon yang sedang terbuka.

"Al..."

Mona menyentuh bahu Alden, sehingga membuat cowok itu terkejut.

"Kok lo bisa masuk?"

Mona mendengus sinis. Tanpa menjawab pertanyaan Alden, Mona langsung memberikan nampan itu kepadanya.

"Maksudnya apaan?" tanya Alden dengan mengangkat satu alisnya.

"Makanlah! Emang lo pikir gue mau apa punya calon suami yang sakit-sakitan kaya lo gini."

Alden terdiam, lalu tangannya bergerak mengambil nampan tersebut.

Mona mendaratkan pantatnya di kursi sebelah Alden. Bermaksud untuk menemani Alden di sana.

"Kenapa lo diam saja tadi?"

Alden menghentikan makannya. Lalu matanya menatap Mona yang sedang melihat bintang.

"Emang gue harus ngapain? Gak mungkinkan gue bisa mengelak lagi. Apa yang dikatakan Delon itu emang kenyataankan?"

"Tapi kan lo bisa jelasin semuanya!"

"Gue gak bisa!

Mona menatap Alden tajam. "Kenapa?! Apa karena orang tua gue yang selalu menyudutkan hubungan kita?! Iya kan?!"

Alden terdiam sesaat. "Gue punya banyak hutang budi sama orang tua lo, Mon."

Mata Mona berkaca-kaca menatap Alden. "Tapi gue pengen bahagia sama orang yang gue cintai, Al. Gue mau nya nikah sama orang yang mencintai gue, bukan sebaliknya."

"Gue bisa mencintai lo, Mon."

Mona mengusap sudut matanya. Dia tertawa sinis kepada Alden. "Lo gak akan bisa mencintai gue seperti Brand, Al. Karena lo cuma menganggap gue gak lebih dari seorang adik."

Alden memejamkan matanya. Mona benar. Sampai kapanpun, dia tidak bisa mencintai Mona lebih dari seorang adik.

"Sorry, Mon. Apa yang lo bilang itu benar. Walaupun kita menikah tanpa cinta, gue akan tetap nikahin lo seperti janji gue sama kedua orang tua lo. Dan gue gak akan bisa mengingkari janji itu."

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang