"Dia sama saja seperti cowok yang lainnya, Brengsek----" Melody Shafira
"Dy...bangun!"
Melody menguap sambil menatap Aya yang berdiri di depannya.
"Apaan sih?! Gue masih ngantuk."
Setelah mengucapkan kata itu, Melody kembali membaringkan tubuhnya membelakangi Aya.
Aya yang melihat Melody hanya bisa berkacak pinggang. "Woi! Lo punya tamu di bawah tuh!"
"Tamu?" Melody menatap aya curiga. "Lo bohong ya?"
Aya menggeleng. "Kalau gak percaya, lihat aja sana! Gue mau tidur."
Melody mengerutkan dahinya, lalu spontan menatap Aya yang kembali tidur si sampingnya.
"Cewek atau cowok?"
Aya tersenyum miring. "Cewek lah! Emang lo punya pacar? Enggak kan."
"Anjirr....kata-kata lo ngena banget."
"Bodo amat!" Aya tertawa puas saat melihat Melody sudah keluar dari kamarnya.
Sedangkan Melody, dia sudah menuruni tangganya sambil sesekali menguap dan menggaruk rambutnya.
"Siapa sih ganggu tidur gue pagi-pagi gini?" gumam Melody kesal. "Gak punya jam kali ya di rumahnya?."
"ASTAGA MELODY! Lo masih belum siap-siap?!"
Melody hampir saja tersandung mendengar teriakan abangnya. Dia menatap Delon tajam.
"Apaan sih?!"
"Kenapa belum siap-siap, Melody?" tanya Delon geram melihat adik kembarnya itu masih keadaan absurd.
Melody mengerutkan dahinya bingung, buat apa dia siap-siap?
"Maksud lo apa sih, bang? Gue gak ngerti sama sekali."
Delon mengarahkan dagunya ke arah sofa yang di duduki oleh seseorang. Seseorang yang sedari tadi cuma bisa diam saat melihat keributan yang diciptakan oleh anak kembar itu.
Melody spontan melotot. Lalu mengarahkan telunjuknya ke arah orang itu. "Loh? Kok ada kak Alden di situ?"
"Dia udah dari tadi kali nungguin lo." Delon berdecak kesal.
"Eh? Mau ngapain?" salting Melody.
"Kamu gak baca pesan saya kemarin?"
Melody menggeleng polos. Dan itu sukses membuat Delon menabok kepala adiknya.
"Sakit bangggg..." rengek Melody spontan. "Jahat amat, sih!"
Delon melotot kesal. "Sana siap-siap. Kak Alden ngajakin lo buat jalan pagi."
"Benaran?" mata Melody mengarah kepada Alden yang terlihat shock melihat Delon menabok kepala Melody. "Bang Alden?"
"Hah..? Iya." Alden mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kamu bilang apa?"
Diam-diam baik Delon dan Melody terkekeh geli melihat raut wajah bingung sang senior. Percayalah, ini momen langka buat mereka melihat ekspresi sang senior selain datar dan marah.
"Tadi, kata Delon kamu mau ngajakin aku jalan pagi?"
"Iya."
"Kenapa gak bilang?"
"Saya udah kirim kamu pesan." datar Alden. Melody yang melihat ekspresi itu cuma bisa menunduk bersalah.
"Maaf. Kemarin aku gak cek hp lagi."
Alden mengangguk maklum. Lalu tak sadar dia memperhatikan Melody dari atas sampai bawah. Tanktop pink dengan celana hotpans. "Kenapa masih di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)
Teen Fiction(Belum direvisi) Maaf kalau cerita ini kurang dari kata sempurna🙏 "Yakinlah, akan ada kebahagian setelah kesedihan. Seperti halnya pelangi setelah datangnya hujan" Melody Shafira, murid perempuan yang berasal dari SMA 1 Bandung dan sekaligus ketua...