Chapter 19

100 27 1
                                    

Jangan lupa kasih vote guys, karena vote itu gratis dan gak kena sanksi😄😄😄

Happy reading!
*****

Alden menghela napas legah saat melihat gadis itu sudah terlelap. Cowok itu menarik tangan nya dari rambut Mona yang lebat. Alden mengambil selimut dan menyelimuti nya sampai ke leher Mona.

"Good night, baby".

Alden keluar dari kamar Mona dan langsung ke kamar nya untuk membersihkan dirinya.

Tidak butuh beberapa lama, Alden keluar dari kamar mandi yang sudah memakai kaos putih polos dan celana pendek selutut. Cowok itu berjalan ke arah balkon sambil membawa coklat panas yang sebelumnya dia buat. Mona sekarang ada di apartementnya, dan itu menghambat pergerakan Alden untuk meminum alkohol kesukaan nya, serta benda beracun yang selalu dia hisap di malam hari.

Alden memandang indahnya kota Bandung pada saat malam . Cowok itu tersenyum kecil, dia tidak pernah membayangkan akan menginjakkan kaki nya di kota sebagus ini. Kalau bukan karena Melody, mungkin Alden tidak akan pernah menikmati indah nya kota Bandung di malam hari.

Alden melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 9 malam. Cowok itu mengambil benda pipih dan langsung menghubungi seseorang di sana.

"Bagaimana perusahaan saya yang berada di sana?". To the point Alden. Alden memang bukan orang yang suka basa basi kalau sudah menyangkut pekerjaannya. Kalau di sekolah dia termasuk anak yang bodoh, maka di kantor dia termasuk orang yang pintar dan jenius. Karena, sebelumnya Alden sudah pernah belajar tentang bisnis saat dia masih berada di London.

"Baik tuan. Sampai saat ini, perusahaan Anda masih baik-baik saja".

"Terima kasih, Alvaro. Saya sangat mempercayai kamu untuk menjaga perusahaan saya. Selagi saya masih berada di sini, saya mau minta tolong kepada kamu untuk tetap memantau semua anak cabang perusahaan saya di sana".

"Baik tuan, akan saya laksanakan". Kata Alvaro. "Ngomong-ngomong, tuan kapan akan kembali ke London?. Perusahaan ini akan tetap berjalan lancar, kalau tuan yang langsung memantau nya".

"Secepatnya. Dan selama saya masih ada disini, tolong kamu awasi semua kegiatan orang tua Mona".

"Baik tuan".

Alden langsung mematikan telepon nya dari sang tangan kanan. Cowok itu kembali hanyut oleh pemandangan kota Bandung. Cowok itu terdiam ketika perkataan Mona tergiang-giang di otak nya.

Benar kata Mona. Alden adalah orang yang sangat egois. Dia telah mengorbankan kebahagian Mona demi perusahaan Papa nya. Karena gara-gara itulah, Mona harus putus dengan mantan pacarnya. Alden tau, Mona sangat mencintai mantan nya itu, sama sepertinya yang juga sangat mencintai Melody Shafira.

Ya. Alden telah mengakuinya, kalau dia benar-benar telah jatuh cinta kepada sosok yang dulu sangat dia benci. Sosok yang mampu membuat prinsip seorang Alden runtuh seketika oleh kepedulian dan ketulusan nya.  Alden memejamkan matanya, dalam kegelapan itu dia mengingat kembali perbuatan kejinya kepada Melody.

Dia telah menyakiti Melody berkali-kali...

Kira-kira itulah yang ada di pikiran Alden sekarang. Dan sekarang, Melody dengan mudah memaafkan nya dan telah menganggap nya sebagai sahabat kembali. Jujur saja, Alden sangat kesal dan benci melihat perlakuan nya kepada Melody dahulu. Andai saja dia tidak pernah termakan oleh perkataan pria brengsek itu, mungkin Alden tidak pernah kenal dengan Melody. Karena begitu, Alden tidak pernah menyakiti hati gadis cantik itu...

To: Melody
Lagi apa?

Alden tersenyum saat mengirimi pesan singkat itu kepada Melody. Cowok itu sebenarnya masih kesal kepada teman-teman nya yang sudah mengacaukan pembicaraan nya dengan Melody tadi siang.

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang