Chapter 2

390 47 5
                                    

Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran, dan jadikanlah masa depan sebagai cita-cita.

Flashback  on

  Di bawah hujan,pemuda yang berpakaian putih dongker itu,masih menatap kosong seorang gadis yang sedang menangis di bangku taman. Semua ini karenanya.

   Cuaca yang sedang mendung,membuat pemuda itu takut akan terjadi sesuatu kepada gadis yang menangis itu.

   Bimbang. Itulah yang di rasakan Alden. Gadis itu menangis karenanya. Dengan perasaan bersalah,Alden menghampiri gadis yang sedang menangis itu dan berlutut di hadapannya.

"Maafkan gue Fir". Gadis itu tidak menghiraukan ucapan Alden. Yang ada dihatinya hanya perasaan kecewa dan benci. "Fir,gue mohon lo jangan gini". Lirih Alden.

  Baik Alden maupun gadis itu tidak peduli dengan hujan yang mengguyur badan mereka. Gadis itu menatap Alden yang sedang berlutut di depannya.

"Kita udahan!". Alden menatap gadis itu terkejut. Tatapan gadis itu semakin menambah beban bersalahnya.

"Tap-".

"Gue anggap,lo gak pernah ada di hidup gue Al".

"Tapi lo harus dengerin gue dulu Fir!". Nada bicara Alden naik satu oktaf,dan itu membuat si gadis tambah sedih."Maaf".

"Buat apa minta maaf? Toh kita udah gak ada hubungan lagi". Alden menatap bibir bewarna biru gadis itu. Pucat.

"Fir". Gadis itu menatap mata sendu milik Alden.

"Gue lelah". Suara gadis itu melemah."Please Al,jangan ganggu gue lagi". Alden menatap gadis itu dengan pandangan tidak percaya.

"Lo egois Fir". Sinis Alden.

"Lo yang lebih egois!. Lo dan teman-teman lo egois!. Lo tau kalau gue bukan orang yang mudah di bodohi,tapi karena lo,gue jadi benci sama diri gue. Lo semua jadiin gue barang taruhan!. Lo pikir,harga diri gue ini sama dengan harga motor sport yang lo rebutin sama teman-teman lo? Iya?". Alden diam mendengar semua perkataan gadis itu."Gue gak nyangka,anak pengusaha seperti lo rela mengorbankan orang lain dengan motor, yang gue yakini orang tua lo mampu membelinya".

   Gadis itu menghela napas lega. Semua yang dia rasakan sudah dia ungkapkan kepada cowok brengsek yang ada di depannya ini. Tanpa sepatah kata lagi,gadis itu berjalan meninggalkan Alden.

  Alden masih diam saat punggung gadis itu tidak tampak lagi. Dia terduduk di bangku taman yang baru saja di tinggalkan gadis tadi.

"Maafin gue Fir,maafin gue".

Flashback off

💖💖💖

  Melody berjalan ke arah toilet. Sudah 10 menit dia menangis di belakang sekolah membuat matanya sembab. Cewek itu melepaskan kacamatanya lalu membasuh wajahnya dengan air bersih.

  Melody menarik napas,lalu menghembuskannya. Dia tersenyum sambil menatap pantulannya di cermin. 'Lo pasti bisa!'.

  Melody berjalan di koridor sekolah dengan ciri khasnya. Tersenyum tanpa ada masalah.

"Mel". Melody menoleh ke arah sampingnya. Seakan tau siapa pemilik suara berat itu,Melody memberikan senyuman kepadanya.

"Apaan?". Melody berhenti lalu memutar badannya 90 derajat. Begitu pula dengan cowok tadi. Ferly.

"Hehehe gak ada apa-apa kok". Cengir Ferly.

"Lo aneh".

"Tapi gantengkan?". Ferly tersenyum menggoda. Tak lupa dengan alis yang di mainkannya."Hmm... Mel malam minggu besok lo ada acara gak?". Mendadak suasana menjadi canggung.

💦AFTER RAIN💦 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang