Chapter 2

4.5K 246 3
                                    

"Mwoo???" Sontak Jimin dan Yerin membulatkan matanya tak percaya dengan rencana konyol orang tuanya itu.

Tentu saja rencana itu terlalu konyol untuk mereka. Menikah dengan orang yang baru saja ditemui. Kemudian Yerin dan Jimin melihat satu sama lain,mata mereka bertemu dan sesaat setelah itu mereka tertawa.

"Hahahaha Shireo!!" Ucap mereka secara bersamaan setelah memutuskan kontak mata itu. Alih-alih mendapat omelan dari orang tuanya, mereka bertiga malah terkekeh melihat tingkah putra dan putrinya itu.

"Uwaa lihat kalian sangat serasi." Ucap Ny. Park

"Ne.. sepertinya kalian berjodoh sampai bisa sehati seperti itu." Ucap Ny. Kim sembari terkekeh.

"Akhirnya kita segera berbesan Ny. Kim" -timpal Tn. Park disusul gelak tawa dari ketiganya.

Sementara dua pasang mata yang dibicarakan sedang menatap mereka tak percaya. Kemudian Jimin menghela nafas berat dan mengetuk-ngetuk meja.

"Jeogiyo apa ini lucu untuk kalian?" Tanya Jimin sembari menautkan alisnya ,mungkin dengan sedikit menahan emosinya.

"Eomma shireo!" Kali ini Yerin yang berbicara kepada ibunya dengan wajah datar. Ibunya mengerti jika putrinya sedang marah padanya. Kemudian ibunya memegang tangannya.

"Yerin-ah kau ingat janjimu dengan Kakek?" Ucapnya dengan lembut. Yerin hanya mengangguk dengan mempertahankan ekspresi datarnya.
"Kau harus menepati janji bukan?" Yerin kembali mengangguk.
"Kakekmu dan Kakek Jimin sudah merencanakan ini semua. Mereka yang merencanakan perjodohan ini."

Yerin hanya terdiam mendengar apa yang ibunya ucapkan. Otaknya sudah buntu,tak tau harus berbuat apa sekarang. Ia seperti merasa lelah dengan alur hidupnya sendiri.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itu adalah peribahasa yang cocok untuk Yerin. Bagaimana tidak,Orang tua Yerin bercerai saat ia kelas 2 SMP. Beruntungnya ia bukanlah gadis urakan dan nakal,seperti ekspektasi kebanyakan orang tetang anak broken home. Ia hanya berubah menjadi pribadi yang cuek tapi tetap baik hati. Dan juga ia termasuk siswi yang pandai di sekolahnya.

Setelah perceraian orangtuanya tak lama setelah itu Tuhan mengambil Kakek dan neneknya karena mengalami kecelakaan. Sang nenek tewas ditempat dan kakeknya sempat dilarikan dirumah sakit.

Dan sekarang ia harus menikah dengan orang asing. Tentu saja karena perjodohan konyol yang dilakukan oleh keluarganya itu. Ia kembali teringat saat salah satu kejadian pahit nan menyedihkan itu terjadi dalam hidupnya.

Flashback on

Kebetulan saat itu Yerin sedang ada di Seoul karena sekolahnya di Indonesia sedang libur panjang, jadi setelah mendapat kabar ia langsung pergi ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya air matanya mengalir,ia sangat menyayangi mereka dan seharusnya hari itu ia bertemu dengan mereka saling melepas rindu dan berbagi cerita. Namun sayangnya itu menjadi pertemuan terakhir mereka.
Saat Yerin sampai di ruang rawat kakeknya ia mendapati sang Kakek terbaring lemas dengan beberapa alat bantu ditubuhnya. Melihat itu ia langsung menghambur memeluk sang Kakek dan menangis tersedu-sedu.

"Yerin-ah.." panggil sang Kakek dengan susah payah mengumpulkan suaranya. Yerin langsung mendongak menatap sang Kakek.

"Ne,, kakek butuh sesuatu?atau merasa sakit?di bagian mana?mau ku panggilkan dokter?" Tanya Yerin bertubi-tubi. Mendengar hal itu kakeknya hanya tersenyum sembari mengusap surai cucunya dengan lembut.

"Kakek dan nenek sangat menyayangi mu. Jadilah anak yang baik. Jangan membenci orang tua mu,,aku tau ini sulit untukmu mendapati mereka harus berpisah. Tapi itu juga sulit untuk mereka..jadi turuti apa kata mereka,mereka menyayangimu lebih dari apapun..jangan buat mereka sedih,kau harus menjadi anak yang berbakti. Ketika kau beranjak dewasa kau akan mengerti. Kakek yakin kau bisa melakukannya. Kau anak yang hebat." Kakeknya berhenti sejenak. Yerin hanya bisa menahan isakan nya dan mengangguk.

"Dan apa kau mau menuruti permintaan kakek?"

"Ne." Jawab Yerin dengan suara parau.

"Kau berjanji?"

"Ne. Geunde apa itu?."

"Kau akan tau saat kau sudah dewasa." Kakeknya tersenyum.
"Kau sudah berjanji pada kakek." Setelah itu..hanya suara panjang dan terlihat garis lurus dari monitor disamping kakeknya. Dan saat itu juga kakeknya dinyatakan meninggal. Dunianya runtuh seketika. Tapi ia tak ingin berlarut dalam kesedihan. Bukankah itu artinya Tuhan lebih menyayangi mereka. Yerin benar-benar anak yang kuat dan tegar.

Flashback off

Hening. Tak ada yang membuka suara. Tuan dan Nyonya Park terlihat sedikit kecewa karena rencana mereka tidak berjalan dengan baik,begitu juga dengan Nyonya Kim. Sedangkan Yerin dan Jimin mereka tengah asik dengan pikiran mereka masing-masing.

"Aku tidak bisa menikah." Ucap Jimin tiba-tiba. Sontak itu membuat semua bingung terutama orang tuanya. Apa maksudnya tidak bisa? Entahlah tapi sepertinya Jimin tidak akan menjelaskan alasannya. Lebih tepatnya tidak bisa dan tidak mungkin.

"Park Jimin!!" Panggil tuan Park dengan suara lantang.
"Apa maksudmu?" Tanya Tuan Park.

"Aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi aku tidak bisa appa." Jawab Jimin dengan keraguan disetiap katanya. Ia gusar dan gelisah.

"Kau punya pacar?" Tanya Ny. Park penuh selidik.

"Tidak." Jawab Jimin singkat. Ia juga tidak tau harus berkata apa saat ini. Sangat tidak mungkin untuk menceritakannya saat ini.Pikirannya kacau,otaknya tak mampu mencari kata untuk menjelaskan alasannya. Emosi,khawatir,putus asa,semua rasa berkecamuk dalam hatinya.

"Jadi kau tidak punya alasan untuk menolak." Ucap tuan Park sembari menatap Jimin tajam. Namun seketika tatapannya melembut.
"Kau tidak mau mengecewakan kakekmu kan? Beliau yang merencanakannya. Jadi appa harap kau bisa mengerti." Lanjut tuan Park berharap agar Jimin dapat mengerti kali ini. Skakmat! Jimin benar-benar tak bisa berkata apapun lagi sekarang. Jimin kalah jika menyangkut kakeknya,karena bagaimanapun ia sangat menyayangi kakeknya. Sangat pantang bagi Jimin mengecewakan kakeknya.

Jimin hanya membuang nafas kasar sembari menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jarinya. Lalu menjatuhkan punggung lebarnya pada sandaran kursinya.

"Terserah kalian saja." Jawab Jimin pasrah.

Kini giliran Ny. Kim berusaha meyakinkan putrinya. Sekarang Yerin mengerti apa yang dimaksudkan kakeknya. Bisakah ia menyebut dirinya sendiri bodoh sekarang? Berjanji pada hal yang bahkan ia tak tau apa.

Lengkap sudah..kurasa kebahagiaan memang tak ingin mampir dalam hidupku yang singkat ini. Dan kurasa ini akan semakin mempersingkat hidupku. Hidup dengan orang menyebalkan sepertinya. Batin Yerin menertawakan hidupnya sendiri.

"Yerin-ah..." panggil Ny. Kim.
Yerin hanya menampilkan smirk nya kemudian beranjak dari duduknya.

"Bukankah aku tidak diizinkan menolak." Tak lupa Yerin membungkuk untuk sekedar berpamitan.

"Yerin-ah kau mau kemana?" Tanya Ny. Kim. Namun Yerin hanya berlalu begitu saja meninggalkan mereka semua. Yerin tau itu sangat tidak sopan namun ia juga butuh menenangkan dirinya dari rentetan kisah-kisah hidupnya yang tak dapat ia mengerti.

"Ah maafkan putriku..dia hanya sedang lelah,besok dia akan baik-baik saja." Terang Ny. Kim pada keluarga Park tak ingin membuat mereka khawatir.

"Apa Yerin benar baik-baik saja?" Tanya Ny. Park sedikit khawatir.

"Ne.." ucap Ny. Kim meyakinkan. Kemudian mereka membahas segala keperluan pernikahan dan menentukan hari baiknya.

Disisi lain Jimin sedang mencoba melawan segala pikiran negatifnya. Apa yang akan terjadi jika pernikahan ini tetap berjalan. Gadis itu,Kim Yerin ia akan masuk dalam rumitnya hidup Jimin. Mengkhawatirkannya, tentu saja..gadis asing itu akan ikut merasakan penderitaan Jimin. Bahkan mungkin lebih menderita? Baiklah mungkin memang ini adalah lanjutan dari kisah ketidakberuntungan Yerin dalam hidupnya.

Tbc.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang