Chapter 9

3.6K 221 11
                                    

Heyy heyy i'm back..😘😘





Bunga sakura tengah bermekaran dengan indahnya menandakan musim semi sedang berlangsung. Suhu yang ringan dan menyegarkan menjadikan musim semi menjadi musim favorit kebanyakan orang.

Sudah terhitung 2 bulan berlalu. Dan dalam kurun waktu 2 bulan ini Yerin dan Jimin telah menemukan banyak kesamaan dalam diri mereka. Mampu sedikit mengerti satu sama lain. Walaupun mereka masih sering bertengkar karena hal-hal kecil.

Kini Yerin sering mengunjungi Park Yoora. Ingat? Dia adalah kakak sepupu Jimin yang membuat gaun pengantinnya.

Yerin datang kesana untuk sekedar mengusir bosan jika harus terus menerus berada di apartemen. Terkadang juga Yerin ikut membantu Yoora membuat sketsa gaun pengantin ataupun sekedar membuat coret-coretan menyalurkan idenya.

Sedangkan Jimin, ia semakin sibuk dengan urusan kantornya. Ia sering keluar kota dan tidak pulang beberapa hari karena urusan bisnis.

Seperti kemarin Jimin baru saja melakukan perjalanan bisnis ke Busan selama 4 hari dan baru pulang tadi malam.

Jimin pulang sangat larut sehingga Yerin sudah terlelap saat Jimin tiba di apartemen. Jimin segera membersihkan tubuhnya kemudian berbaring di sisi Yerin.

Namun seperti biasa Jimin tidak tidur ia hanya memejamkan matanya tanpa ada keinginan untuk hanyut ke alam mimpi. Terdengar beberapa kali Jimin menghela nafas kasar.

Tubuh dan pikirannya sangat lelah tapi tetap saja ia tidak bisa terlelap. Tiba-tiba saja Jimin teringat kejadian mati lampu dan ia dapat tidur dengan nyenyak.

"Apa itu benar-benar karena dia." Gumam Jimin sembari memiringkan tubuhnya menghadap Yerin yang kini tengah terlelap dengan posisi membelakangi Jimin.

Jimin nampak berpikir sejenak. Secara perlahan Jimin menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Yerin.

Kemudian Jimin menelusupkan salah satu tangannya dibawah lekukan leher Yerin dengan hati-hati. Tangan yang satunya ia letakkan di atas perut Yerin.

Jimin semakin merapatkan tubuhnya,mendekatkan wajahnya di tengkuk Yerin. Menikmati aroma tubuh Yerin yang sudah menjadi candunya.

Jimin memejamkan matanya, ini benar-benar sangat menenangkan. Jimin mempererat pelukannya seakan tak ingin untuk melepaskannya.

Yerin sedikit menggeliat dalam tidurnya. Eratnya dekapan Jimin ternyata sedikit mengganggu tidur cantik Yerin.

Yerin merasakan nafas hangat menerpa tengkuknya. Tak dapat dipungkiri bahwa itu berhasil membuat tubuh Yerin sedikit meremang. Kemudian ia melirik ke arah perutnya dan disana terdapat lengan kekar yang sedang memeluk erat perutnya.

Jimin.

"Jimin-ssi?" Panggil Yerin. Jimin membuka matanya kala ia mendengar suara lembut yang memanggil namanya.

Namun Jimin tak bergeming,tetap pada posisinya.

"Hmm.." jawab Jimin tanpa ada rasa canggung atau malu karena ia sudah tertangkap basah mencuri sebuah pelukan dari Yerin. Tunggu dulu, mencuri? Sepertinya itu kata yang terlalu kasar. Bukankah mereka suami-isteri,jadi itu hal yang wajar kan?

Entahlah Jimin hanya berpikir bahwa mungkin itu bisa membantunya istirahat. Namun tak dapat dipungkiri juga bahwa sebenarnya Jimin sedikit merindukan sosok Yerin yang cerewet dan kerap berdebat dengannya itu.

Padahal ia hanya pergi selama 4 hari tapi mampu membuatnya rindu. Mungkin lebih tepatnya ia rindu untuk menggoda dan mengganggu Yerin sehingga wajah gadisnya itu memerah. Itu adalah hiburan tersendiri bagi Jimin.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang