Chapter 5

3.7K 208 5
                                    

Yerin Pov

Moodku hari ini lumayan membaik setelah melihat gaun-gaun yang tertata rapi di butik. Indah dan mengagumkan. Ditambah perkelahian Park bersaudara itu lumayan menghibur.

Apa aku bisa melakukannya. Menikah dan hidup dengannya. Aku rasa itu tidak akan bertahan lama. Yah cepat atau lambat pasti akan bercerai. Bagaimana dengan eomma.

Saat aku masuk rumah ternyata eomma belum tidur. Entah kenapa kata cerai selalu ada diotakku sedari tadi.

"Eomma.." panggilku kemudian aku duduk disebelahnya.

"Oh wae??"

Entahlah apa aku harus bilang pada eomma. Setidaknya jika benar terjadi dia tidak terlalu kecewa kan. Tapi kenapa aku jadi gugup begini. Aku harus bilang kan? Benar kan?

"Ehm..itu.. bagaimana jika suatu saat nanti aku dan Jimin bercerai??"

Eomma diam. Kini ia menatapku dengan tatapan yang akupun tak tau tatapan apa itu. Astaga aku benar-benar gugup sekarang.

"Maksudku.. eomma tau kan pernikahan ini tanpa cinta maksudku rasa suka pun tidak bahkan kami baru bertemu. Jadi kurasa ini tidak akan bertahan." Suara ku melemah pada bagian terakhir.

Eomma masih diam.

"Ahaha baiklah tidak usah dipikirkan. Lupakan saja." Aku tertawa canggung.

Tapi eomma  kemudian tersenyum kemudian menggenggam tanganku dengan lembut.

"Yerin-ah dengar. Apa kau pernah mendengar pepatah cinta datang karena terbiasa. Kalian akan bersama,jadi eomma yakin kalian akan saling mencintai. Membangun keluarga kecil yang bahagia."

Kini aku yang diam. Apa mungkin?

"Jimin sebenarnya orang yang baik. Ceria dan peduli. Tapi entah kenapa setelah SMA ia berubah jadi dingin seperti itu."

"Eomma percaya padamu."

Ck baik apanya. Dia itu sangaattttt menyebalkan..

"Geunde eomma waeyo? Kenapa Jimin berubah?"

"Eomma juga tidak tau."
"Sudahlah sekarang istirahatlah sudah malam." Ucap eomma lagi,kemudian aku langsung menuju kamar. Baiklah aku bisa melakukannya. Aku hanya perlu tinggal dengannya tidak lebih.

-----

Author Pov

Waktu berlalu dengan cepat. Tepat hari ini Jimin dan Yerin akan menikah. Mengucap janji suci di depan Tuhan untuk saling mencintai melindungi dan mengasihi.

Kini Yerin sudah siap dengan gaun pengantinnya. Ia tengah mematut dirinya didepan cermin. Bohong jika ia tidak gugup. Walau bagaimanapun ini adalah moment yang menegangkan.

"Yerin-ah kajja." Suara pria paruh baya itu membuat Yerin tersadar dari lamunannya. Kemudian ia menghambur ke pelukannya. Hubungan mereka memang tidak terlalu baik namun disaat seperti ini Yerin benar-benar membutuhkan orang-orang terdekatnya.

"Appa..kapan sampai?" Yerin melepaskan pelukannya. Kemudian ayahnya tersenyum.

"Sekitar sejam yang lalu."

Seperti yang kita tau ayah dan ibunya bercerai. Dan ayahnya menetap di Indonesia dan ibunya kembali ke Korea. Itulah mengapa Yerin menetap di Indonesia.

Sebenarnya ia juga tidak tinggal dengan ayahnya. Ia tinggal sendiri. Ia memilih tinggal disana bukan karena lebih memilih bersama ayahnya daripada ibunya. Melainkan karena ia sudah nyaman dengan lingkungannya. Sahabat-sahabatnya dan kehidupannya.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang