Oke sebelumnya aku mau minta maaf karena baru update~
Dan ini ngetiknya baru aja..jadi kalo banyak typo maafkan yaa😥
Kalo makin aneh juga maafkan..😥Happy Reading😚
.
.
.Matahari bersinar terik pagi ini,mungkin pertanda bahwa musim semi akan segera berakhir dan digantikan oleh musim panas.
Namun sepasang suami istri itu masih asik dengan dunia mimpi, saling berpelukan erat.
Koreksi. Lebih tepatnya Jimin yang masih asik dengan alam mimpinya. Yerin sudah berkali-kali mencoba membangunkan pria yang berstatus suaminya itu,namun entah sejak kapan Jimin sangat susah untuk dibangunkan.
"Yak! Bangun dasar kebo!" Kembali Yerin mendorong tubuh Jimin yang masih enggan merenggangkan pelukannya pada tubuh istrinya.
"Eunghh.." hanya itu. Namun Jimin tidak membuka matanya.
Yerin memejamkan matanya,mengambil nafas dalam mencoba mengatur emosinya yang sudah memuncak pagi ini.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh,dan Jimin tidak membiarkannya bangun untuk menjalankan aktivitas paginya.
"Jimin banguuunn...ini sudah jam tujuh!"
"Lima menit." Jawab Jimin dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kau juga bilang begitu setengah jam yang lalu. Aku bisa terlambat bekerja jika kau tidak melepaskan ku."
Baiklah seharusnya Yerin menggunakan kata itu sedari tadi. Nyatanya Jimin kini benar-benar membuka matanya.
"Bekerja?" Tanyanya dengan kerutan di dahi.
"Sejak kapan? kenapa tidak bilang padaku?"
".. berhentilah. Biar aku saja yang bekerja."Tepat. Dugaan Yerin tepat 100% , Jimin melarangnya.
"Tapi aku bosan jika ha-"
"Ku bilang berhenti." Belum sempat Yerin menjawab Jimin sudah memotongnya,kemudian mengubah posisinya menjadi duduk.
"Jimin.." yang dipanggil hanya bergeming tak merespon sama sekali.
"Aku hanya bekerja dengan Yoora eonni." Ucap Yerin tetap menjelaskan.
Bagus,kini Jimin menoleh. Menatap pahatan wajah yang terlampau indah menyambut paginya. Dengan wajah bantal Yerin dihiasi rambut yang sedikit berantakan,entahlah tapi Yerin terlihat cantik. Selalu.
Jimin kembali mengalihkan tatapannya tanpa memberikan respon apapun. Dann entah keberanian dari mana kini Yerin mengapit lengan Jimin dengan dagu yang ia letakkan pada bahu kanan Jimin membuat jarak wajah mereka cukup dekat.
"Boleh yaa??" Ucapnya dengan mempoutkan bibirnya lucu ,tak lupa puppy eyes yang seketika membuat hati Jimin bergetar.
Percayalah Jimin mati-matian menahan dirinya pagi ini. Oh ayolah..Jimin itu pria normal dan dengan bodohnya Yerin menampakkan wajah terlampau imut itu didepan Jimin. Pria yang tidak pernah merasakan sentuhan wanita selama hidupnya,dan jangan lupakan status mereka yang sudah sah dimata agama dan negara.
Jimin mengangkat tangan kirinya,kemudian mendorong dahi Yerin dengan jari telunjuknya.
"Hentikan wajah bodohmu itu. Dan jangan menunjukkannya pada pria manapun. Atau aku akan membunuh mereka semua!" Sedetik setelah itu Yerin menghembuskan nafasnya kasar lengkap dengan wajah kusutnya. Tidak, bukan ancaman Jimin,namun usaha yang gagal untuk mendapatkan ijin darinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT [PJM]
Fanfiction"Baiklah mari kita lakukan pernikan karena perjodohan konyol ini. Hanya 6 bulan setelah itu kita selesaikan." - Kim Yerin (23th) "Maaf karena aku tidak akan melepasmu. Tidak akan bisa." - Park Jimin (27th) "Kau milikku Park Jimin sayang. Jika aku ti...