Chapter 6

3.7K 220 2
                                    

Jangan bingung😂
Ini You Are My Destiny kok cuman aku ganti judulnya.😂
Biar lebih pas😂.

Oke Happy Reading ^^





"Yakk jika kau tidak keluar akan aku dobrak!!" Terdengar teriakan Jimin dari luar kamar mandi.

Sementara didalam Yerin tengah mondar-mandir didepan cermin wastafel. Ia kesusahan untuk membuka gaunnya. Ia merutukki dirinya karena dengan bodohnya menolak bantuan ibu mertuanya.

"Apa aku pura-pura pingsan saja. Aish andwe itu konyol." Gumam Yerin.

Jimin semakin gencar mengetuk pintu kamar mandi. Tidak mungkin ia meminta bantuan Jimin kan? Tapi tidak mungkin juga ia kembali kebawah untuk meminta bantuan ibu mertuanya yang sudah ia tolak tadi.

Yerin masih mencoba untuk menggapai punggungnya untuk melepas tali yang mengerat gaunnya itu.

Brakkk!!!

"Astaga!" Pekik Yerin terkaget karena Jimin benar-benar mendobrak pintunya. Reflek ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Jimin melihat Yerin dalam keadaan yang sangat baik-baik saja membuatnya lega namun rasa kesal lebih mendominasi. Ia mengusap wajah dan rambutnya kasar.

"Kenapa kau tidak menjawabku?!" Ucap Jimin kesal karena nyatanya kekhawatirannya itu hanya imajinasi bodohnya.

Yerin hanya diam.

Jimin membuang nafasnya kasar.
"Dan kenapa kau masih mengenakan gaun itu?" Tanya Jimin setelah sadar bahwa Yerin belum melepas gaunnya.

Yerin malu. Kemudian ia berdehem sebelum bicara.

"Ehm.. itu aku-" Jimin menatap Yerin tajam, membuat Yerin enggan melanjutkan kalimatnya.

Tiba-tiba saja Jimin mendekati Yerin.

"A-apa yang kau lakukan." Tangannya ia arahkan ke depan mencoba menahan Jimin agar tidak mendekat. Jimin tidak menjawabnya. Kemudian Jimin memegang bahu Yerin dan memutar tubuh itu dengan sedikit kasar menghadap cermin.

"Kenapa tidak bilang jika butuh bantuan." Ucap Jimin datar. Yerin hanya sanggup diam.

Yerin sedikit kaget saat gaunnya mulai mengendur. Dengan sigap ia menahan gaun bagian depan agar gaunnya tidak jatuh.

Gaunnya sudah longgar tapi Jimin tidak bergeming. Kemudian Yerin melihat Jimin dari cermin. Seketika wajah Yerin memerah menyadari bahwa jimin tengah menatap punggung polosnya karena ia juga tidak mengenakan bra.

Sontak Yerin langsung memutar tubuhnya.

"Yak apa yang kau lihat." Teriak Yerin yang langsung menyadarkan Jimin dari lamunannya. Jimin tidak menjawabnya dan memilih pergi keluar meninggalkan Yerin.

Blam!!

Jimin menutup pintu kamar mandi cukup keras kemudian bersandar dibalik pintu. Menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang. Jimin kembali membayangkan punggung polos Yerin yang tersaji didepannya tadi.

Jimin meneguk ludahnya kasar. Entah apa yang Jimin pikirkan saat ini.

"Astaga Jimin apa yang kau pikirkan." Jimin memukuli kepalanya sendiri.

"Oke Jimin tenang....tenang.." kemudian Jimin mengelus dadanya berharap degupan jantungnya juga mereda.

-----

Yerin telah selesai mandi kemudian menghampiri Jimin yang tengah tertidur. Mengguncang tubuhnya pelan.

"Bangun..kau tidak mandi." Jimin membuka matanya kemudian tanpa suara ia langsung berjalan ke kamar mandi. Yerin hanya diam,karena memang Jimin sebenarnya juga tidak banyak bicara.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang