Chapter 24

2.6K 183 48
                                    

Mentari pagi mulai naik. Namun tidak mampu mengusir udara dingin pagi di kota Moscow.

Jimin semakin mengeratkan pelukannya. Namun membuat Yerin membuka matanya.

Pemandangan yang sama setiap harinya namun tak membuatnya jenuh. Wajah damai Jimin saat tertidur.

Jika kalian ingin tau, Yerin akan terdiam selama 5 menit sebelum ia benar-benar beranjak dari tempat tidurnya. Alasannya,memandang wajah Jimin saat tidur itu terlalu menenangkan baginya.

"Sudah puas?" Tiba-tiba Jimin mengeluarkan suara seraknya,namun matanya masih terpejam indah.

Yerin tertangkap basah kali ini. Jimin mengulas senyumnya sebelum membuka matanya,sedang Yerin masih terdiam tak tau harus menjawab apa.

"dobroye utro dorogoy" ucap Jimin,dahi Yerin berkerut.

"Selamat pagi sayang..ck dasar bodoh itu saja tidak paham."

Baru saja ia dibuat melayang oleh jimin,sedetik setelahnya langsung dijatuhkan kembali.

Tanpa bersuara ia berusaha mengalihkan tangan Jimin yang masih memeluk pinggangnya erat. Namun Jimin semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku harus bangun." Ucap Yerin seadanya.

"Nanti saja." Jimin kembali menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher istrinya.

Tubuh Yerin menegang.

"Ini sudah pagi." Yerin berusaha menjauhkan kepala Jimin.

"Bukankah kau ada pertemuan,cepat bangun dan mandi." Ucap Yerin lagi.

"Sudah ku bilang pertemuan ku besok pagi." Jimin mengangkat kepalanya sembari melepaskan pelukannya.

Yerin segera bangkit dan duduk menghadap Jimin yang masih berbaring.

"Yakk jadi kenapa kemarin kau tergesa-gesa jika pertemuan mu masih besok." Jujur saja Yerin tak habis pikir.

"Ya karena tiket penerbangan nya kemarin." Jawab Jimin sembari meletakkan kedua telapak tangannya dibawah kepala sebagai bantal.

"Astaga..kenapa kau- aishh" Yerin bangkit kemudian mengambil bantal dan melempar tepat ke wajah Jimin. Dan Jimin hanya terkekeh melihat reaksi Yerin,tepat seperti dugaanya.

Namun sebelum Yerin menjauh Jimin segera menarik pergelangan tangan Yerin sehingga Yerin berakhir jatuh tepat di atas Jimin.

Jimin menaikan sebelah alisnya,menatap manik indah milik istrinya.


"Supaya aku bisa menghabiskan waktu berdua denganmu. Kita tidak pernah pergi liburan.." Jimin menyelipkan anak rambut Yerin ke belakang telinganya.

"...jadi masih ada waktu sampai besok. Kau ingin pergi ke suatu tempat? Hm?"

Yerin mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Tidak usah. Cepat lepaskan." Yerin kembali meronta minta dilepaskan.

"Morning kiss ku?" Jimin memajukan bibirnya lucu.

"Yakk morning kiss gigimu! Lepaskan ku bilang!" Final yerin kemudian Jimin melepaskan pelukannya.

"Aishh dasar pelit." Gerutu jimin. Yerin bangkit kemudian membenahi baju dan rambutnya. Tidak terlalu berantakan sesungguhnya hanya untuk menutupi kegugupannya.




"Bersiaplah,lalu ikut aku." Jimin ikut bangkit kemudian mengacak rambut yerin gemas.

"Kemana?" Tanya yerin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang