Chapter 17

3.2K 193 16
                                    

Jimin terdiam.

Ini gila.

Tapi impian besarnya sudah didepan mata.

"Sudah kubilang Jimin. Kau akan menjadi milikku." In Ah menunjukkan senyum kemenangannya.

"Maaf tapi apa maksudnya ini." Tanya Jimin tak mengindahkan ucapan In Ah.

"Kau tau,tidak ada seorang ayah yang tega melihat anak gadisnya mengejar pria dengan sangat gigih sedangkan pihak pria tidak menghargai sama sekali.." Tn. Yoo menjeda kalimatnya.

"..jadi nikahilah dia,maka bisnis kita akan tetap berlanjut." Ucapnya dengan mengangkat sebelah alis guna memperjelas penawarannya saat ini.

"Baiklah kalian boleh bicarakan dulu,aku akan keluar sebentar." Kemudian Tn. Yoo beranjak dari duduknya.

"Bagaimana sayang? Mari menikah." Ucap In Ah sembari tersenyum manis pada Jimin.

Jimin hanya menatap In Ah tak percaya.

"Bukankah kau membutuhkanku..Dengan begitu impian besarmu terwujud. Dan kita akan hidup bahagia." Cerocosnya panjang lebar.

Jimin berdecih,diikuti rahangnya yang mengeras serta hembusan nafas kasar.

Ia bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan In Ah. Melangkahkan kakinya lebar-lebar guna mengejar sosok Tn. Yoo. Ia bahkan tidak memperdulikan teriakan In Ah yang menggema memanggil namanya.

"Permisi pak," ucap Jimin saat berhasil menyamai langkah Tn. Yoo ,kemudian berhenti didepannya. Disusul In Ah yang terengah-engah mengejar langkah Jimin.

Jimin melihat In Ah sebelum mengeluarkan kata-kata nya.

Jimin mendenguskan tawanya sebelum berucap.

"Permisi pak tapi apa ini sebenarnya?" Tanyanya dengan emosi yang hampir meledak.

"Bersedia atau tidak?" Ucap Tn. Yoo dengan smirknya.

"Maaf,tapi dengan tidak mengurangi rasa hormat saya sedikitpun.. saya membatalkan kerja sama yang bahkan belum terjalin ini." Jimin menjeda kalimatnya,menarik nafas guna mengontrol emosinya.

"..mwo? Menikahinya? Apa anda tau jika saya sudah beristri? Saya yakin Putri kesayangan Anda ini sudah mengatakan kepada Anda. Dan sekarang anda ingin saya menikahinya? Cih apa sebegitu tidak lakunya dia?" Ucap Jimin dengan smirknya setelah melihat ekspresi terkejut bercampur marah Tn. Yoo.

"Apa ini? Waaahh saya tidak percaya. Dan kau.." ucap Jimin kepada In Ah.

"Apa kau tidak punya harga diri? Sebegitunya kau tergila-gila padaku? Sampai harus menggunakan uang ayahmu? Kau pikir aku akan langsung meng'iyakannya? Kau rendahan." Sontak saja ia mendapat bogem mentah dari Tn. Yoo karena sudah mengatai Putri kesayangan nya itu.

"Jaga mulutmu! Kau tidak punya sopan santun hah?!" Bentaknya pada Jimin.

"Haha sopan santun? Siapa disini yang tidak punya sopan santun? Menyuruh pria yang sudah beristri untuk menikahi anaknya dengan embel-embel bisnis?? " Jimin tertawa renyah.

"Maaf tapi cara Anda terlalu rendahan." Final Jimin kemudian melangkahkan kakinya guna menjauh dari sepasang ayah dan anak yang mengeluarkan segala unmpatan yang ditujukan untuknya.

Jimin membalikkan badannya sembari berucap.

"Berhentilah mengejar ku dan simpan saja uangmu! Kau tidak bisa menandingi kecantikan istriku!!" Setelahnya Jimin tersenyum lebar tak menghiraukan sudut bibirnya yang mulai berdarah, kemudian benar-benar menghilang dari hadapan mereka.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang