Chapter 13

3.5K 216 10
                                    



"Udang." Celetuk Yerin dengan suara seraknya karena ia merasakan panas pada lehernya.

"Kita kerumah sakit!"
Tanpa basa-basi Jimin langsung menarik tangan Yerin.

"Yomi-ssi tolong batalkan semua jadwal ku hari ini. Aku ada urusan mendadak." Titah Jimin pada sekertaris barunya itu. Setelah itu ia langsung menuju parkiran dimana mobilnya berada.

Kali ini Yerin benar-benar sedang mencoba untuk menenangkan detak jantungnya yang sudah tidak karuan itu. Tidak. Bukan karena Yerin tersentuh dengan perlakuan Jimin. Ya walupun sedikit iya..

Namun pasalnya kini Jimin sedang memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Membelah jalanan di kota Seoul yang sedang lumayan ramai oleh kendaraan lain.

Jimin seperti kesetanan saat ini. Ia membanting setir ke kanan dan ke kiri menyalip kendaraan di depannya,membunyikan klakson beberapa kali,dan tak lupa juga mengumpat setiap kali ada kendaraan lain yang menghalangi jalannya.

"Jimin hati-hati." Ucap Yerin namun tak digubris oleh Jimin.

"Uhukk.." Alasan Yerin sedari tadi diam adalah karena tenggorokannya terasa seperti terbakar,dan juga rasa gatal disekitar lehernya semakin menjadi.

Dan juga nafasnya yang terasa tercekat , ditambah lagi dengan cara Jimin mengendarai mobilnya saat ini. Rasanya Yerin ingin segera melompat dari mobil ini agar setidaknya ia dapat sedikit merasakan oksigen.

Yerin beberapa kali terbatuk. Tangannya memegang erat seatbelt-nya.

"Ck..lain kali perhatikan makanmu!" Ucap Jimin yang masih fokus dengan kemudinya.

"Aku lupa."

"Kenapa bisa lupa. Kau ini ceroboh sekali." Ucap Jimin kesal namun juga khawatir.

"Lagipula hanya sedikit." Balas Yerin tak mau kalah.

"Sudah jangan banyak bicara!"

"Yakk..kau yang banyak ..uhukk..bicara."

"Kalau begitu jangan dijawab!"

"Yakk kenapa kau malah memarahi ku." Suara Yerin semakin serak.

"Sudah kubilang jangan dijawab! Nanti tenggorokan mu terluka."

Kali ini Yerin memilih diam sembari mengatur nafasnya.

Setelah sekitar 15 menit mereka sampai dirumah sakit. Jimin segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Yerin.

"Kau bisa jalan sendiri? Mau ku gendong?" Tawar Jimin.

"Ck kakiku baik-baik saja. Tidak perlu."

Kemudian Jimin menuntun Yerin memasuki rumah sakit.



🍃🍃🍃



Saat ini Yerin tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan jarum infus yang tertancap di tangan kirinya. Dan juga selang oksigen yang terpasang untuk membantunya bernafas.

Sebenarnya keadaan Yerin tidak terlalu parah. Bahkan kini Yerin sadar 100%.

"Bagaimana dok?" Tanya Jimin setelah sang dokter memeriksa Yerin.

"Syukurlah karena pasien segera mendapatkan pertolongan. Yah walaupun terbilang sedikit memakannya, namun hal itu bisa berakibat fatal." Setelah mendengar kata fatal Jimin langsung menatap tajam Yerin.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang