Chapter 7

3.4K 207 0
                                    

Mata Jimin tengah berbinar-binar menatap makanan yang tersaji didepannya kini. Apalagi kepiting masakan Yerin. Mereka sudah sampai di apartemen baru sekitar 2 jam yang lalu dan langsung menata barang-barang mereka.

"Ibu mertua bilang ini makanan kesukaanmu. Apa ada yang salah?" Tanya Yerin sembari meletakkan sup yang masih panas di atas meja.

"Tidak. Kau yang memasak semuanya?" Tanya Jimin heran. Karena menurutnya gadis seperti Yerin tidak mungkin bisa masak. Secara ia dari keluarga kaya dan juga kesan pertama saat pertama bertemu membuat Jimin meragukan keahlian memasaknya.

"Eoh. Tapi ini percobaan pertama ,jadi jika tidak enak jangan protes." Ucap Yerin kemudian meletakkan semangkuk nasi dan sup didepan Jimin.
"Cobalah." Ucap Yerin lagi.

Jimin menyendok sup kemudian memasukkan kedalam mulutnya. Jimin diam dan melihat kearah Yerin.

"Otte? Tidak enak ya?" Khawatir Yerin melihat reaksi Jimin.

"Kau yakin ini pertama kali? Ini enak." Ucap Jimin kemudian menyantap makanannya lagi. Jimin tidak bohong. Masakan Yerin benar-benar enak.

"Eoh." Jawab Yerin. Kemudian ia mendekatkan lauk yang lainnya.
"Kalau begitu kau harus menghabiskan semuanya."

"Pasti!" Jawab Jimin semangat. Ia tidak menyangka bahwa masakan Yerin seenak ini.

Yerin hanya menyunggingkan senyum melihat Jimin yang makan dengan sangat lahap. Setidaknya tidak sia-sia ia berkutat di dapur sedari tadi mempelajari resep yang sudah ibu Jimin berikan padanya.

----

Hari sudah malam. Pasangan suami istri itu menuju kamar mengistirahatkan tubuh lelah mereka setelah pindahan.

Ya mereka satu kamar dan tentunya satu ranjang. Karena apartemen ini hanya memiliki satu kamar tidur. Sebenarnya masih ada banyak kamar kosong tapi tidak ada ranjangnya.

Dengan terpaksa Yerin harus berbagi ranjang lagi dengan Jimin daripada ia harus tidur di sofa.

Yerin sudah terlelap. Sementara Jimin, sedang merutukki kebodohannya karena lupa membawa obat tidur. Akibatnya ia benar-benar tidak bisa memejamkan matanya barangkali 5 menit saja.

Drrtt.. drrtt

Tiba-tiba ponsel Jimin berbunyi menandakan ada pesan masuk. Jimin meraih ponselnya di nakas.

(Unknown number)
Jadi kau sudah punya istri sekarang Park Jimin sayang?-

Jimin mengernyit bingung siapa yang mengirim pesan di larut malam begini. Dan juga kata 'sayang' yang sangat mengganggunya.

Belum sempat Jimin mendapatkan sang pengirim pesan,ponselnya mendapat pesan baru lagi.

(Unknown number)
Kau menyakiti hatiku Jimin sayang.-

Tiba-tiba saja nama Yoo In Ah terbesit dibenaknya. Yah siapa lagi jika bukan gadis kecentilan yang selalu mengganggu ketenangan Jimin dengan suara cempreng nya itu.

Park Jimin
In Ah-ssi geumanhe.

(Unknown number)
-Jadi gadis cempreng itu masih mengejar mu yaa.

Jika bukan In Ah siapa lagi. Jimin baru saja ingin mengetik pesan padanya namun seketika tubuhnya panas-dingin membaca pesan dari nomor tidak dikenal itu.

(Unknown number)
-ah apa aku harus menghabisinya supaya dia tidak mengganggumu lagi.

Seketika itu juga Jimin tau siapa yang mengirim pesan padanya. Tiba-tiba saja ia merasa pasokan udara di paru-paru nya habis. Nafasnya tercekat.

HURT [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang