Chapter 17: " TEH PUCUK"

55 10 116
                                    

Happy Reading
***
.
.
.
.
.

"ECHAAAN SOMIIII"

"OLEEEET!!!!"

Ketiga bocah SMA itu saling bergandengan, melingkar, lalu berputar-putar sambil melompat-lompat kecil di tengah lapangan.

Seolah tak bertemu bertahun-tahun, padahal mereka hanya tak bertemu sabtu dan minggu.

Lebay

Namanya juga siswa SMA

Setelah lelah berputar-putar mereka memilih berjalan ke tepi dan duduk di bawah pohon rindang.

Mengabaikan tatapan-tatapan aneh dari teman sekelas mereka dan pengguna lapangan lainnya.

Ah masa bodoh

Hari ini pelajaran jam pertama adalah olahraga, malas sebenarnya tapi ya mau bagaimana lagi.

Mereka sudah kelas tiga, jadi tak mungkin mereka membolos, bisa di depak ke venus mereka.

"Anak-anak ayo berkumpul!"

Dengan berat hati mereka berjalan menuju bapak guru yang sudah berkacak pinggang, memanggil mereka.

"Hari ini akan ada penilaian lari, dan kelas kalian akan di gabung dengan kelas 12-2"

AISH

Violetta mendengus, sedangkan Somi menepuk-nepuk punggung Vio dan Haechan hanya terkikik kecil.

Violetta memincing saat seseorang berwajah manis dengan senyuman lembut di depan sana mulai menatapi wajahnya.

Bukannya Vio kepedean, tapi memang iya, orang itu selalu memperhatikannya ditiap ada kesempatan.

"Udah lah, jangan jutek-jutek"

Goda Somi pada Vio

Haechan pun mulai menyenggol-nyenggol lengan Vio

"Diem deh ih"

Pritt

Peluit di bunyikan, sesuai intruksi mereka mulai lari sesuai dengan nama yang di panggil.

Tanpa halangan yang berarti, Vio melewati penilaian itu dengan mudah.

Dan seperti biasa, ia akan mendapat nilai sempurna.

Violetta kembali duduk di bawah pohon rindang, memperhatikan teman-teman nya yang memilih bermain basket di tengah lapangan.

"Hey"

Violetta menghela nafas berat saat seorang laki-laki menghampirinya.

"Nih" laki-laki itu menyodorkan sebotol teh pucuk pada Violetta.

Violetta menerimanya setelah menggumamkan terima kasih

"Boleh duduk disini?"

"Meskipun gue bilang gak lu bakalan duduk juga kan"

Laki-laki itu terkekeh pelan, lalu mulai duduk di samping Vio.

Reflek Vio menggeser duduknya.
Membuat laki-laki itu tersenyum maklum.

"Lu makin jauh ya"

Violetta menghendikkan bahu.

Dia, Ardava Seungmin, mulai membuka pembicaraan yang diacuhkan oleh Vio.

Dava memeluk lututnya, menatap ujung sepatunya yang tampak menarik perhatian, seakan tak kuasa menatap gadis disampingnya ini.

Gadis itu terlihat dingin, seolah tak dapat disentuh karena tembok pembatasan yang ia bangun sangat tebal.

Diary's AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang