Chapter 19: "RUMIT"

38 8 38
                                    


Happy Reading
.
.
.
.

"Ini mau kemana?"

Narsya menatap Kekasih nya dengan pandangan penuh tanya.
sedangkan yang di tanya hanya mampu tersenyum sambil terus memandangi jalanan.

Mereka sedang berada di suatu tempat yang tak Narsya tau, tapi seakan sudah di hafal kekasihnya di luar kepala.

"Jangan diem ajah"

Narsya mulai menggerutu saat pria nya tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Nanti lu juga bakalan tau."

Narsya tak lagi memaksa, ia tau bagaimana watak Maskha yang tak pernah suka di paksa.

Keduanya terdiam, membiarkan alunan lagu Pillow talk dari Zayyn mengudara di sekeliling mereka.

"Kek nya kita harus cobain Pillow talk deh"

Narsya melotot begitu Maskha berbicara seperti itu. Sedangkan Maskha hanya tertawa melihat reaksi Gadisnya.
Dengan sadisnya Narsya menjitak puncak kepala Maskah yang dihadiahi ringisan tapi tak membuat Maskha berhenti tertawa.

"Aduh duh jangan galak gini dong. Gue lagi nyetir ini. Kalo nabrak terus mati gimana"

Narsya masih mencubiti pipi dan lengan Maskha dengan gemas.

"Bodo amat biar kaya Bony and Clyde!!" Ujar Narsya ketus.

lalu Sang perempuan duduk bersandar sambil bersendekap. Kesal.

Maskha tersenyum sendu, dengan sebelah tangan dielusnya puncak kepala gadis terkasihnya.

"Stop mikir tentang kematian, oke" ujar Maskha pelan.

Mobil mereka berhenti di sebuah rumah.

"Bantuin bawa ya" ujar Maskha sambil menyerahkan beberapa paperbag padanya.
Narsya hanya diam dan menurut.

Saat mereka berdua keluar, mata Narsya menatap papan nama di dekat pagar.

"PANTI ASUHAN
AWAN PUTIH "

Narsya memandang wajah Maskha yang tampak tenang dengan senyum tipis di bibirnya.

"Ini...."

Maskha menatap Narsya, tanpa kata ia menggandeng tangan mungil itu untuk mengikuti langkahnya.

"KAK ASKAAA"

"KAKAK DATANG, YEY"

"KAKAK, AKU RINDU"

Narsya tersentak begitu banyak anak-anak berbagai usia datang menyambut Maskha dengan ceria.
Dan untuk pertama kalinya, ia melihat prianya tersenyum lebar hingga matanya menyipit dan memperlihatkan gusi nya.
Hati Narsya menghangat saat melihat Maskha menggendong seorang balita,mengajak nya berbicara dan juga membuat mereka semua tertawa.

Saat asik melihat Maskha, Narsya merasa seseorang menarik ujung bajunya.
Narsya menunduk, seorang anak kecil dengan mata bulat yang jernih dan pipi putih kemerahan sedang memegang ujung bajunya.

Narsya berjongkok, menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

"Adek namanya siapa?" Sudah lama Narsya tak merasa se mellow ini.

Diary's AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang