#Narsya

14 4 3
                                    

*********

Happy Reading

**********




Aku tak pernah mengerti isi hati dan pikiran putri dunia dongeng.

Bagaimana bisa ia berlapang dada tersenyum dan memaafkan ketika hati mereka hancur di luluh lantahkan layaknya malaikat di sebuah buku.

Terdengar naif di telingaku.

Aku paham arti luka yang sebenarnya. Meski luka itu tak terlihat, tapi bekas yang ditinggalkan akan terus ada untuk menghantui.

Bagai seekor ayam yang bermimpi terbang layaknya elang.

Tapi saat ku mencoba mengenalmu, tiap jam ditiap menit, aku paham
Jika pada dirimulah cinta itu bermuara.

-NARSYA JIHYUN A-



Narsya berjalan bersama Maskha dengan tangan mereka yang bertautan.
Entah ada perihal apa sehingga Maskha mau mengeliminasi 'mari bermalas-malasan di hari Minggu' dan mengajak Narsya pergi.

Jelas Narsya menyetujuinya.

Sedaritadi tak ada yang membuka suara, mereka berdua sibuk menikmati hembus angin di pagi hari yang sejuk.

"Ini mau kemana sih?" Tanya Narsya.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam perjalanan dengan mobil, mereka berhenti di sebuah taman dengan jalan setapak yang di kelilingi pohon yang rindang.

"Sebenernya.... gue juga gatau"

Narsya sudah tersenyum manis, dalam hati sudah menyumpahi Maskha.

Umpatan dalam hatinya berhenti saat ibu jari Maskha mengusap lembut punggung tangannya.
Narsya menatap Maskha, ini Askha lagi sakit ya? Pikirnya random.

"Gue sayang sama lo"

DEG

"Gue.... gue gak tau apa yang mesti gue lakuin kalo lo gaada di sisi gue lagi"

Narsya memandang sendu mata Maskha yang meredup sinarnya.

Kejadian waktu itu, di kediaman besar Assegaf, pertama kalinya Maskha menginjakkan kakinya disana juga pertama kalinya setelah satu tahun menjalin kasih sengan Narsya ia menunjukkan dirinya.

Dan untuk pertama kalinya Maskha mengalami penolakan yang menyakitkan.

Yang membuat Narsya enggan mengingat hari itu.

"Maaf"

Maskha menoleh pada Narsya yang kini tertunduk di sampingnya.
Maskha tersenyun tipis lalu mengusap puncak kepala Narsya.

"Hey,kenapa meminta maaf?"

"Gue minta maaf soal kata-kata ayah waktu itu. Gue minta maaf perihal pandangan mereka yang udah buat lu gak nyaman. Dan gue minta maaf, ka-karena gue lu harus ngalamin ini"

Pepohonan menggoyangkan ranting berdaunnya karena angin.
Membuat dedaunan yang rapuh terlepas dari tangkainya.
Menghujani kedua insan yang kini tengah berpelukan.

Maskha memeluk Narsya, membuat kekasihnya membenamkan wajahnya pada ceruk lehernya.

"Gue udah janji kan. Semenyakitkan apapun halangan kita nanti, gue bakalan bertahan"

Iya. Narsya ingat janji itu.

Janji yang awalnya ia anggap sebagai omong kosong.

Janji yang ia pikir hanya akan ada di buku dongeng pengantar tidur.

Janji seorang pangeran licik pada tuan putri yang lugu, yang dengan bodohnya menerima janji itu dan membuatnya membeku.

Tapi ternyata, disetiap kesempatan Maskha menunjukkan kesungguhan itu padanya.
Membuat rasa ragunya terkikis.

Dan membuat ia berdebar hanya karena menyebut Namanya.

Maskha Yoongi, pria kecilnya yang kuat, pangeran di dunia dongengnya.

"Kalau lu capek, bilang sama gue ya, biar gue bisa cari cara biar lu tetep disisi gue"

Narsya mengeratkan pelukannya, membuat Maskha tersenyum.
Tangannya tak lelah mengusap helaian kelam, mahkota milik gadisnya.

Narsya, gadisnya yang rapuh tapi selalu mampu terliat kuat.

Seorang gadis yang tak percaya kisah indah dibalik buku dongeng.
Gadis berhati dingin yang nyaris terkubur dalam dunia abu-abunya sendiri.

Tapi karena dinginnya Narsya, ia bisa merasakan debaran aneh yang biasa ia tulis pada lirik lagu ciptaannya.

Ia merasa bodoh, bagaimana bisa ia mendewakan sebuah rasa cinta, membuatnya menjadi bait bait bernada lembut, tanpa tau rasa yang sebenarnya.

Tapi.berkat Narsya, doa dalam liriknya terkabul.

Meski banyak duri melintang di jalan mereka.
Banyak senjata yang siap menghujam jantung mereka.
Dan banyak suara yang memekakkan telinga, mereka berjanji, untuk terus menggenggam satu sama lain dan tersenyum.
Saling memberi kekuatan untuk terus bertahan.

"Lu juga, kalau lu nemuin yang lebih cantik dari gue, bilang-bilang! Biar gue perawatan! Eh tapi gak mungkin. Kan lu bucin ke gue"

Maskha tertawa mendengar kepercayaan diri Narsya yang tentunya ia setujui dalam hati.

Maskha mempertemukan dahi keduanya hingga mereka bisa merasakan hembusan Nafas masing-masing.

"Iya lu bener. gue udah terlalu bucin ke elu"

"..."

"..."

"Lu habis makan nasi goreng ya?" Tanya Narsya

"Kenapa"

"Tuh ada cabe nyelip"

Maskha terbelalak apalagi sekarang Narsya sudah berlari menjauhinya dengan tawa yang menggema.

Maskha mengaca melalui layar ponselnya, tapi.....

"HAHAHAH TAPI BOONG"

Maskha menepuk dahinya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gimana gue gak makin cinta ke elu hah"

Maskha tersenyum.

Memilih untuk berjalan di belakang Narsya.

Beberapa detik setelahnya Maskha berlari mengejar Narsya yang mempercepat larinya, menghindari kejaran Maskha.

Mengapa aku harus berjalan di belakang Narsya jika aku bisa memutuskan untuk berlari bersamanya.- Maskha Yoongi






*********

Terima kasih

*********




19-Maret-2019

Diary's AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang