Chapter 25: "Take Me Home"

23 6 32
                                    


Happy Reading
.
.
.


"Partiturnya udah siap?"

"Udah"

"Tas nya udah di siapin"

"Udah"

"Makan siang kamu?"

Maskha hanya memandang datar kekasihnya yang tengah sibuk berjalan kesana-kemari menyiapkan segala keperluan busking nya.
Selalu seperti ini, Narsya akan jadi orang yang paling sibuk disaat Maskha ingin perform. Padahal Maskha santai-santai saja.

"Udah, duduk sini ntar kamu nya yang capek"

Narsya menoleh, lalu menghampiri Maskha dan duduk di sebelahnya.

"Tumben sih aku-kamu an."

Narsya menepuk paha Maskha pelan.

"Biar kaya anak muda jaman sekarang gitu. Ah elo mah gak seru"

"Serah"

Narsya kembali menuju dapur, studio milik Maskha terlihat seperti rumah minimalis daripada studio musik, ya karena banyak faktor yang membuat Maskha mengubah studionya sedemikian rupa.
Termasuk...

"Mama~"

"Eh Uji udah bangun"

Narsya langsung menggendong tubuh gempal Uji, begitu bocah 5 tahun itu keluar dari kamar.

"Jangan dikucek matanya nanti sakit"

Uji memeluk leher Narsya sambil menenggelamkam wajah nya keceruk leher Narsya.

Tangan halus Narsya menepuk-nepuk punggung Uji.

"Uji sama papa dulu ya, Mama mau bikinin makan siang buat Uji"

"Mmamau~ mau sama Mama"

Dan pada akhirnya, Narsya membiarkan Uji tetap berada di gendongannya, tangan kirinya menyangga tubuh Uji agar tak jatuh, dan tangan kanannya sibuk menata perlengkapan untuk Maskha nanti.

Maskha tersenyum simpul melihatnya
Ah jadi begini rasanya jika sudah berkeluarga nanti.

Maskha pun berjalan mendekati gadisnya dan putra manjanya.

Cup

Setelah menghadiahi kecupan ringan pada pipi chubby Uji, Maskha pun mengambil alih Uji ke gendongannya.

"Uji sama papa dulu, mama lagi sibuk, nanti mama kecapean terus sakit. Uji mau liat mama sakit?"

Mata Uji berkaca-kaca, bibirnya mencebik lucu, pipi bulatnya memerah, tanda-tanda ia akan menangis.

"Hush, lu ada-ada aja sih. Nggak kok. Mama nggak apa, udah gausah nangis"

.
.
.

Area taman nampak ramai oleh para penggemar, dari perempuan karir yang terlihat dari setelan kantor yang di pakainya, hingga remaja-remaja sekolah menengah yang sepertinya baru pulang sekolah.

Ah ternyata Maskha sudah seterkenal ini.

Narsya dengan masker juga hoodie hitam bertudung berjalan sedikit jauh di belakang Maskha. Tak lupa dengan Uji di gendongannya.

"Mama kenapa nggak jalan di sebelah papa"

"Nanti banyak yang liat, papa itu terkenal. Jadi gak boleh sembarangan jalan sama perempuan"

Masa bodoh jika Uji tak paham.
Sebenarnya ia ingin menunjukkan pada dunia bahwa laki-laki dengan kulit pucat itu adalah miliknya, milik Narsya Jihyun.
Tapi tidak, ia tidak ingin mengambil resiko, baik untuknya ataupun untuk Maskha, apalagi sampai Uji juga ikut menerima akibatnya.

Diary's AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang