Chapter 16: "Weekend"

36 6 99
                                    


Happy Reading
****

Hari ini hari Minggu. Dimana seluruh anggota keluarga wajib berada di rumah.

Baik Ayah, Bunda maupun putri-putri nya yang lain.

Hari Minggu adalah hari yang paling ditunggu oleh si bungsu, karena pada hari ini lah ia menumpahkan segalanya.
Mengadu tentang kelakuan kakaknya, maupun kesehariannya disekolah.
Dan ia akan tertawa paling kencang saat kakak-kakak nya di omeli oleh bunda.
Mengabaikan tatapan-tatapan mematikan yang menguar dari balik punggungnya.

Tidak seperti kakak kedua dan Airin yang menunggu hari Minggu untuk tetap berada di atas tempat tidur di balik selimut tebal yang hangat, sembari mendekap boneka ataupun guling.

Langit masih gelap karena matahari masih malu-malu mengintip di ujung sana.
Kabut tipis pun masih setia melayang-layang di udara.
Hembusan angin menggoda tiap insan untuk kembali bergelung diselimut.

Meskipun angin​ di pagi hari berebutan menusuk kulit, itu bukan penghalang bagi sepasang ibu dan anak yang sudah sibuk di dapur

Bunda dan Shofia dengan tekun menyiapkan sarapan untuk keluarga mereka. Juga mas Rama yang akan ikut bergabung nanti.

Sejak sebulan yang lalu, keluarga mereka berencana untuk pergi ke pusat perbelanjaan bersama.
Dan tentu saja hal ini disambut baik oleh putri-putri Assegaf.
Mengingat betapa sibuknya ayah bunda serta mereka sendiri untuk.sekedar menikmati waktu bersama.

Pergi ke pusat perbelanjaan dengan kedua orang tua mereka, itu tandanya hidup mereka akan terjamin disana.
Karena biaya ditanggung sepenuhnya nya oleh Bapak Gio.

Suara dentingan spatula dan wajan juga suara pisau yang beradu dengan sayuran mengisi hening di pagi ini.

"Kakak udah pinter masak, bisa beresin rumah, pinter, cantik lagi. Kapan mau bawa calonnya ke rumah?"

Shofia menoleh ke arah bundanya sebentar lalu kembali berkutat dengan sayuran di genggamannya.

"Nanti deh Bun. Kalau udah nemuin yang cocok"

Bunda terkekeh.

"Bukannya udah cocok sama yang Taruna itu"

Wajah Shofia memerah.

"Eh. Kalau itu sih... Ah nggak tau deh Bun"

Shofia salah tingkah apalagi saat sang bunda terang-terangan tertawa didepannya.

Aduh. Bunda.... Tertawa ajah anggun loh. Coba kalau Ai, bisa tersedot semua panci disini.

Obrolan ringan mengiringi kegiatan mereka.
Sesekali tertawa karena sang bunda yang menggodanya.

"Eh adek udah bangun. Kaget bunda"

Tanpa ada suara Si bungsu berjalan mendekat ke arah bundanya lalu memeluk punggung kecil sang bunda dan menyandarkan dagunya di bahu sang bunda.

"Adek kangen~"

Vio merengek kecil sambil menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua.

"Ih bunda masih masak. Sana cuci muka lalu duduk, bentar lagi Mateng"

Violetta mengangguk lalu beranjak menuju kamar mandi setelah menyempatkan diri mengecup pipi bundanya.

"IH ADEK."

Shofia berjengit kaget saat Vio dengan santai dan wajah ngantuk memberi kecupan ringan di pipinya.

Satu persatu anggota keluarga bangun dari tidurnya dan duduk berjajar di meja makan.

Diary's AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang