💟19_10💟

7.2K 435 46
                                    

Antara
"Someone in between'
----------------------------------------

***

Antara senang dan takut. Tak dapat dipungkiri, sikapnya seolah menghulur harapan. Tapi nyatanya harapan itu dia hempaskan sebelum sampai di tangan.

"Rahasiakan dulu tentang aku dan Karl dari Abang Keenan." Pesan Hana sebelum Kyle turun dari mobil.

"Tenang saja. Aku tak punya niat untuk menyakiti dia dengan mulutku. Jika dia harus tersakiti maka itu harus karenamu." Sambil tersenyum Kyle turun dari mobil.

Hana masih tak berganjak.

Setelah menyapa Kyle, Keenan menghampiri Hana. "Kenapa kau tak turun hurm?" tanya Keenan pada Hana yang sudah menurunkan kaca mobilnya.

"Aku harus pergi lagi. Aku ada kelas lepas dzuhur nanti."

"Aiiisshhhh padahal aku ingin mengajakmu makan siang. Aku sengaja tak makan agar bisa pergi denganmu." Adu Keenan.

"Sorry Abang. Next time ya." Hana merasa bersalah karena menghampakan Keenan.

"Kelasmu habis jam berapa?" tanya Keenan.

"Lepas ashar."

"Yasudah keluar dulu!"

"Mau ngapain?" tanya Hana bingung.

"Banyak nanya ish bocah. Cepat keluar dulu." Gesa Keenan.

"Iyaiya wait!" Hana melepas sabuk pengaman lalu keluar dari mobilnya.

Tanpa diduga Keenan mendorong Hana lalu dia masuk duduk di kursi pengemudi.
"Aku antar kau ke kampus. Cepat naik!"

"Woy itu mobilku, Abang!" marah Hana.

"Cepatlah aku antar!"

"Nope! Aku tak mau."

"Hana, cepatlah!"

Dengan tak rela Hana masuk ke dalam mobil sambil menghentakhentak kaki.

"Kau benarbenar luchu." Keenan mulai menyalakan mobil.

"Seluruh alam semesta juga sudah tahu."

"Yealah tuh!"




Saat sedang dalam perjalanan tibatiba hp Hana berbunyi.

'Mati aku!' batin Hana.

"Dari selingkuhanmu kah? Angkat saja!" kata Keenan tibatiba.

Wajah Hana sudah pucat.

"Hey kenapa wajahmu tegang sekali? Jadi benar kau mengkhianatiku?"

"Woy Abang mulutmu itu ish. Lagipula sejak kapan kita membuat komitmen menjalin hubungan layaknya loving couple? Mengkhianati apanya. Aku jalan dengan pria mana entah pun juga tak berarti aku mengkhianatimu."

"Alah tak lama lagi kan kita akan menikah. Kalau bukan denganku memangnya kau akan menikah dengan siapa hah? Liat pria saja kau sudah gemetar begitu."

"Kalau nanti aku tibatiba bawa pria ke hadapan Abang jangan kaget ya?"

"Coba saja!"

"Aku sudah memperingatkan lho!"

"Okay buktikan saja." Keenan menjelir lidah pada Hana.

'Aku berkata benar, Abang!'
Hana beralih memandang keluar jendela.

HP Hana berbunyi lagi tapi dia abaikan. Itu Karl. Dia pasti khawatir. Tapi Hana belum siap menyakiti Keenan. Berkalikali Hana menegaskan pada Keenan bahwa dia hanya menganggapnya Abang, tapi Keenan tetap tak menyerah terhadapnya.
Saat Karl menyakitinya, Keenan senantiasa ada untuknya. Bahkan sebelum Hana menemukan Karl terbaring di rumah sakit, dia sempat memutuskan mencoba membuka hati untuk Keenan.
Namun sekarang dia seperti wanita jahat yang memberi harapan semu untuk Keenan.

19 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang