💟19_17💟

4.8K 400 95
                                    

ABANG!
'Yang ingin kuingat.
Yang tak bisa kulupakan.'
---------------------------------------------------

***

Apa yang ada di masa lalu sepertinya tak bisa ditinggal begitu saja.
Malam ini Karl terbangun mendengar Hana meracau. Dia hanya menatap Hana yang sepertinya sedang memimpikan seseorang di masa lalunya.

"Abang, aku suka Abang!"

"Abang, menikahlah denganku!"

Selanjutnya yang Karl dengar adalah ucapanucapan cinta dan pengakuan perasaan dari Hana.

Setelah lama seperti itu Karl melihat ekspresi Hana berubah. Dia tampak sedih. Keningnya berkerut. Bibirnya tertarik ke bawah.

"Aku benci, Abang!"

"Aku tak akan pernah menikah!"

"Aku tak akan suka Abangabang lagi!"

Karl mengernyit dahi mendengar ucapan Hana itu. Tanpa membangunkan Hana, Karl turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi dia mengambil sarung dan membentangkan sejadah untuk sholat malam.

Selesai mengaminkan do'a Karl mendekati Hana tanpa melepaskan sarung dan pecinya.
Dia membelai pipi Hana dengan penuh kasih sayang.
Sudah tak terdengar dia meracau. Mungkin mimpi yang tadi sudah berakhir dan berganti dengan mimpi lain.

"Apakah kamu sering memimpikannya seperti ini?" bisik Karl lirih. Dia mencium dahi Hana sebelum menarik isteri kecilnya itu ke dalam pelukannya.

***

Pagi hari Karl dan Hana sudah berada di depan rumah Karl.

"Dokter tak mau masuk dulu?"

Karl menggeleng, "saya langsung ke rumah sakit saja. Salam buat Mama dan Papa ya."

"Iya yasudah kalau gitu. Aku masuk dulu ya. Aku sayang Dokter. Mumimumimumi papay." Hana mencium pipi Karl berkalikali sebelum mencium punggung tangannya dan keluar dari mobil.

"Papay!" Hana melambai pada Karl saat mobilnya mulai bergerak pergi.

Karl tersenyum melihat Hana dari kaca spion.
"Kenapa saya pernah tega menyakitimu, nona Raisya?" gumam Karl menyesali yang pernah dilakukannya.
Melihat senyum bahagia Hana sekarang membuatnya teringat bahwa senyum itu pernah hilang karenanya. Meskipun sekarang senyum itu bisa ada lagi karenanya juga, tapi tetap saja belum bisa menebus sakit yang Hana dapat sebelumnya.

Kembali lagi ke rumah Karl merupakan hal menyenangkan untuk Hana. Dia sudah rindu ingin bertemu mertuanya.

"Assalaamu'alaikum Mamaaaa!" teriak Hana begitu masuk rumah.
Dia benarbenar tak menjaga image sebagai menantu. Berteriak masuk ke rumah orang seperti rumah sendiri.

"Wa'alaikumussalaam. Yaa Allah Raisya!" Tya yang baru keluar dari kamar langsung menghampiri dan memeluk Hana. Dia juga rindu dengan menantu bawelnya itu. "Dengan siapa kesini?"

"Tadi diantar Karl. Tapi dia langsung ke rumah sakit. Sebenarnya kemarin mau pulang kesini tapi Karl agak lelah jadi kami bermalam di penthouse Karl," jelas Hana.

Lelah apanya. Karl sengaja ingin cepat memeluknya makanya memilih tempat terdekat.

"Hana!"

"Innalillah!" Hana terperanjat tibatiba Kasih datang meluru memeluknya. "Kau ada disini juga?" tanya Hana.

"Aku sengaja mau belajar masak dengan Tante Tya."

"Gak kerja?"

"Malas."

19 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang