Genetika!
'Pewarisan luka dan rasa sakit.'
---------------------------------------------------------***
"Gak perlu khawatir. Iya, dia sedang bersamaku." Aksha melirik Hana yang tidur di jok belakang. "Dia baikbaik saja. Aku bawa pulang kemana ini?"
"Antar ke rumah Ayah Arsy saja."
"Oh baiklah aku antar ke rumah Ayahnya sekarang!" Aksha mengakhiri panggilan tanpa mengucap salam. Adab macam apa entah.
Diamdiam Hana mendengar ucapan Aksha pada Karl, dia purapura tidur untuk menenangkan diri mengingati perkataan menyakitkan Arsyad.
Hatinya lega karena Aksha tak mengatakan apapun yang akan membuat Karl khawatir. Diikutkan hati, dia ingin pulang ke rumah Arka, tapi Hana paham rumah Ayahnya lebih dekat dengan rumah sakit. Jadi Karl bisa cepat menemuinya saat pulang kerja nanti.Setengah jam berkendara, Aksha membangunkan Hana yang masih tidur. Awalnya purapura, akhirnya tertidur beneran anak itu.
Sebenarnya Aksha tak tega membangunkan Hana yang terlelap. Tapi kalau dia nekad menggendong Hana bisabisa dia yang akhirnya digendong ke rumah sakit. Membayangkan wajah murka Karl sudah membuatnya takut."Kak ... Kakak!" Aksha berusaha memanggil Hana agar bangun. "Kak bangunlah!"
"Nona Raisya!"
"Innalillah! Aww!" Aksha terkejut mendengar suara Karl yang tibatiba, membuat kepalanya kepentok mobil.
Saat dia menoleh ke belakang dia lebih terkejut karena tak ada siapasiapa."Nona Raisya! Nona Raisya! Nona Raisya!"
"Aseeeemmmm. Ternyata cuma suara hp. Ya Tuhan kenapa Kakak iparku aneh begini? Menjadikan suara Abang sebagai nada dering ponselnya. Menyebalkan."
Dengan hatihati Aksha mengambil hp di tangan Hana. Keningnya mengernyit setelah melihat nama si pemanggil.
"Kakak iparku temenan dengan menteri? Gila, keren!" gumam Aksha.'Ibu Menteri Kesejahteraan'
Belum sempat Aksha mengangkat telepon, teleponnya sudah mati. Dan tepat saat itu Hana membuka mata.
"Kita sudah sampai?" tanya Hana masih mamai.
"Hmm iya. Barusan ada telepon untuk Kakak. Tapi aku gak sempat angkat." Beritahu Aksha.
"Dari siapa?"
"Menteri."
"Menteri negeri mana yang manggil aku?" tanya Hana lagi sambil menguap masih mengantuk.
"Mana kutahu. Nama di kontaknya ibu menteri kesejahteraan. Keren sekali kau, Kak. Temenan sama menteri."
"Serius yang barusan nelpon menteri kesejahteraan?" Hana membelalakan mata terkejut.
"Iya."
Hana langsung mengecek hp nya dan menelepon balik.
"Assalaamu'alaikum Ibu ... apa? ... Yasudah aku kesana sekarang." Hana mematikan telepon dengan panik.
"Aksha, antar aku cepat!" gesa Hana."Ada apa?"
"Sudah jalan saja. Ini darurat."
Melihat Hana panik, Aksha tak berani bertanya lagi. Dia masuk mobil dan pergi ke alamat yang diberitahu Hana.
"Negeri kita dalam masalah kah, Kak? Kenapa menteri sampai menghubungimu?" tanya Aksha.
"Itu asisten rumah tangga Oomku." Jawab Hana tak acuh.
"Jangan becanda deh Kak. Asisten rumah tangga kau namain menteri?"
"Apa aku terlihat bercanda sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
19 ✔
Любовные романыAku satu Kau sembilan Aku sendiri kau sempurnakan . . Ini kisah tentang gadis pecinta angka sembilan belas. 1tanya 9kata keramat dia tulis untuk pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta dalam waktu 19menit. Ahh tidak ... pria itu bahkan sudah membu...