💟9💟

5.2K 295 31
                                    

Karl!!!
'Ketidaksempurnaan.'
-------------------------------------------

***

Sembilan panggilan tak terjawab dari Given. Karena sibuk menemani Gee, Hana sampai tak tahu ada panggilan.
Dengan segera Hana menelepon balik, tapi tak diangkat.
Apa terjadi sesuatu? Apa Given baikbaik saja? Semua pertanyaan itu terus muncul. Hana tak bisa tak khawatir.

"Assalaamu'alaikum! Hana mana???"

Saat mendengar suara Given, Hana langsung keluar kamar.

"Kakak? Apa kau baikbaik saja?"

"Aku sedang tak baik sekarang." Jawab Given dengan wajah marah.

"Apa yang terjadi?" tanya Hana.

Kyle dan orangtuanya tampak saling pandang melihat Given.

"Kau tadi ke rumah sakit?" tanya Given.

"Iya."

"Yaa Tuhan, Hana!" Given tampak meraup wajah.

"Aku mengantar Abang Kyle tadi."

"Tak usah buat alasan!!! Aku tahu kau kesana untuk bertemu dokter Karl kan?"
Hana sudah menggigit bibir.
"Sudah kubilang aku tak keberatan kau mau suka dia atau pun tidak. Tapi jaga kehormatanmu Hana!"

"Aku hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya. Aku tak melakukan apapun lagi."

"Yang orang tahu dokter Karl itu sedang menjalin hubungan dengan Nadya. Kau bisa disebut perampas nanti. Apa kau mau jadi perampas hah?" Given tampak tak bisa menahan emosinya. "Sudah cukup mainmainnya Hana!"

"El, tenanglah!" Kyle berusaha meredam kemarahan Given.

"Aku tak mempermasalahkan perasaanmu. Yang aku khawatirkan itu caramu. Kau sudah berjanji tak akan mempermalukan dirimu lagi kan? Tapi kau tetap lakukan. Kalau begitu terus sebaiknya kau pulang saja."

"Maaf Kakak!"

"Hari ini temantemanku membicarakanmu yang datang mencari Karl di klinik. Aku tak mau itu terulang lagi."

"Aku minta maaf." Ucap Hana lalu pergi keluar.

"Kau mau kemana?" teriak Given.

"El, sudahlah. Hana sedang tak okay hari ini." Ucap Kyle.

"Kalau dia sedang tak okay kenapa? Apa aku tak boleh menasihatinya? Mungkin Hana memang tak memaksudkan semuanya dan hanya mainmain. Tapi orangorang menganggap Hana perempuan murah, Kyle. Terhegehhegeh mengejar pria. Dokter Karl itu pria baik dan alim, kalau terjadi sesuatu pasti Hana yang akan dicap buruk."

"Perasaannya tak mainmain. Apa yang dia lakukan spontan tak dibuatbuat. Dia hanya ingin menunjukkan perasaannya. Mungkin caranya terlihat tak elok, tapi maklumi dia sedikit saja." Bela Kyle.

Given tampak bingung lalu duduk di samping Mama Kyle.

"Aku pikir perasaan Hana pada Dokter Karl hanya rasa kagum saja karena dia pernah menolong Hana. Sampai sekarang aku masih berpikir begitu. Hana hanya kagum dan berhutang budi."

Ya, Given pikir apa yang Hana rasakan pada dokter Karl hanya suka sesaat saja. Sikap Hana yang kekanakkan membuat dugaan itu terlihat semakin jelas. Aku suka dia, aku patah hati. Given menganggap itu tak serius.

"Untuk pertama kalinya aku melihat Hana jatuh cinta dan patah hati, El. Apa kau tak bisa melihatnya juga?" tanya Kyle lirih.

Mata Hana menunjukkan kalau dia sungguhsungguh dengan perasaannya. Kyle sangat yakin.
Senyum Hana saat berangkat tadi persis seperti senyum Given saat akan menemui Kyle. Mata Hana saat menangis tadi persis seperti mata Given saat Kyle mengucap kata pisah.
Bagi Kyle, untuk ukuran orang yang baru pertama kali jatuh cinta Hana luar biasa. Tak mudah mengungkapkan perasaan dengan sangat frontal. Tiap orang punya cara penyampaiaan perasaan yang tak sama. Dari awal dia tahu Hana-nya itu berbeda. Hana selalu punya cara mengejutkan orang lain dan itu salah satu daya tariknya. Cahaya bintang tak selalu sama terang.

19 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang