💟SembilanBelasE💟

4.8K 395 29
                                    

Etoile!
'Lumiere hilang menyisakan ragu.'
--------------------------------------------------------

***

Euforia pernikahan Given dan Kyle sudah berlalu. Sudah dua minggu sejak itu. Semua kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

Setalah harihari sibuk, akhirnya Karl dan Hana punya waktu luang untuk berkencan. Saat ini mereka sedang menikmati makanan setelah selesai jalanjalan.

BUKKKK!

"Arrrghhhh!" Hana berteriak terkejut saat tubuh Karl roboh ke lantai. Tibatiba saja Arsyad datang memukul suaminya.

"KAU PENIPU!" teriak Arsyad sambil terus berusaha memukul Karl. Dengan sigap Karl terus menghindar. Kekuatan yang Arsyad gunakan tidak mainmain. Nafsu membunuhnya sangat tinggi. Tapi Karl tak bisa balas menyerang Abang yang disayangi Hana itu.

Namun tibatiba entah apa yang jadi pemicu, Karl menyerang Arsyad sampai jatuh. Serangan Karl tak bisa diantisipasi Arsyad.

"Nona Raisya, kamu okay?"

Rupanya karena Hana lah Karl berani menyerang Arsyad. Tak tahan melihat Hana berteriak sambil memejamkan mata ketakutan.

"Argh sakit!" Hana berteriak sambil menutup telinga. "Hentikan, aku mohon hentikan!"

Arsyad sepertinya juga terkejut melihat Hana kumat. Tapi amarah dalam dirinya tak bisa hilang dengan mudah.

"Sshhh tenang, sudah tidak apaapa. Raisya, lihat saya!" ucap Karl menenangkan. Dia tak peduli pada Arsyad yang sedang memandangi mereka dengan tatapan marah. Karl hanya bisa berharap agar Arsyad tak menyerangnya lagi sekarang. Dia tak mau keadaan Hana semakin tak terkendali.

Tanpa menatap Karl, Hana langsung memeluknya. Tubuh Hana gemetar, Karl bisa merasakannya dengan jelas.

Setelah Hana agak tenang, Karl menggendongnya menuju mobil. Hana meringkuk sambil melingkarkan tangan di leher Karl dan wajahnya dia sembunyikan di bahu Karl.

Memastikan Hana aman di mobil, Karl menghampiri Arsyad.
"Aku tak tahu masalahmu padaku apa. Yang jelas jangan lakukan itu lagi di depan Raisya! Kita bicara lagi nanti setelah aku mengantarnya pulang."
Ucapan Karl sangat dingin.
Dia juga sangat marah sekarang, bukan karena Arsyad memukulnya. Tapi karena Hana-nya ketakutan seperti itu. Karl tak terima.

***

Jika tatapan mata bisa melukai, mungkin saat ini Karl dan Arsyad akan sekarat bahkan mati. Tatapan mereka sangat tajam. Sudah empatbelas menit dan tak ada satu pun dari mereka yang berbicara.

Karena Arsyad, Karl terpaksa mengganggu pengantin baru. Given diminta menjaga Hana selama Karl pergi menemui Arsyad.

"Apa yang kau tak puas hati dariku?" tanya Karl akhirnya. Dia tak tahan membuangbuang waktu. Hana sedang menunggunya di rumah.

"Kau menipu keluargaku, menipuku, menipu adikku."
Nada jijik terasa dalam setiap butir bicara Arsyad.

"Penipuan seperti apa yang kau maksud?"

"Kau pria beristeri!" tangan Arsyad mengepal dengan erat saat dia mengatakan itu.

"Memang. Kapan aku bilang aku masih bujang? Jika aku bukan pria beristeri lalu Raisya itu isteri siapa?" jawab Karl tenang.

"KAU TAHU BENAR APA MAKSUDKU!" Arsyad berteriak marah.
Untung mereka sedang berada di ruangan VIP resturant. Tak akan ada yang memperhatikan mereka.

"Aku sama sekali tak mengerti!"

Arsyad menggebrak meja lalu bangun dan menarik kerah baju Karl.
"Kau menikahi Hana padahal saat itu kau adalah suami Raihana. Pria macam apa kau? Kau menipu seluruh keluargaku. Kau menyembunyikan fakta pernikahanmu dari kami."

19 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang