NOKTAH
----------------------***
Namun ... seceria apapun, sebahagia apapun, semeyakinkan apapun Hana menutupi trauma. Itu semua hanya purapura. Memikirkan Zahwa kembali semakin membuat halhal yang dulu dia sembunyikan tak bisa lagi terus tersembunyi.
Hana memejamkan mata rapat. Bagaimana dia harus menghadapi dunia? Bagaimana dia harus menghadapi Karl? Bagaimana dia harus mengahadapi ...?Di sisi lain Karl memperhatikan Hana yang terlihat menanggung beban di hatinya. Hari ini mereka akhirnya bisa bersama lagi setelah beberapa lama terpisah. Mungkinkah Hana masih memikirkan pernikahan yang kacau? Itu membuat hati Karl sedih untuknya.
"Raisya sayang, ayo tidur!" ajak Karl sambil memegang tangan Hana yang sudah dingin. Sudah terlalu lama dia berdiri di samping pintu menuju balkon.
"Aku belum mengantuk. Kalau Dokter masih lelah dan sudah mengantuk, Dokter boleh tidur duluan." Kata Hana sambil mengelus pipi Karl.
Karl tersenyum lalu menarik Hana duduk di kasur. "Apa yang kamu pikirkan hurm?"
"Tak ada," jawab Hana sambil menggeleng.
"Kamu masih sedih soal pernikahan kita? Saya minta maaf!"
"Bukan itu. Aku sama sekali tak mempermasalahkan itu." Sangkal Hana.
"Lalu kenapa? Apa yang mengganggumu?" tanya Karl.
Karl mengangkat dagu Hana yang dari tadi menunduk.
Mata Hana terlihat sangat cemas dengan sesuatu."Katakan apa yang mengganggumu!" desak Karl.
Hana melingkarkan tangan di leher Karl dan membenamkan wajah di bahu suaminya itu. Seperti anak kecil dia pindah duduk di pangkuan Karl tanpa melepaskan pelukan.
"Hey ada apa?" Karl semakin tak nyaman melihat Hana seperti itu.
"Masalaluku. Sebelum menikah, dokter hanya tahu aku diculik kan? Aku tak jujur dan tak mengatakan semuanya. Dan sekarang Dokter sudah tahu semuanya tentangku. Apa Dokter membenciku? Aku jahat. Aku pembunuh."
Karl sedikit tersentak. Dia sudah diceritakan semua tentang Hana oleh Arsy. Karl tak pernah berpikir ternyata Hana punya perasaan bersalah dalam dirinya.
"Kamu tak sengaja. Raisya saya bukan orang jahat. Kamu melakukan itu untuk melindungi diri dan keluargamu." Karl berusaha menghilangkan perasaan rendah diri Hana tentang dirinya sendiri.
"Apa bedanya aku dan penculik itu? Mereka menyakitiku dan aku balik menyakiti mereka. Aku mengambil nyawa mereka."
"Sayang, lupakan itu okay?"
Hana menggeleng, "aku tak bisa lupa. Tak akan pernah bisa. Aku pembunuh. Maafkan aku Dokter! Maaf membuatmu jadi suami dari seorang pembunuh, maaf aku tak pernah jujur dari awal tentang masalaluku." Pelukannya pada Karl semakin erat.
"Jangan katakan itu lagi! Saya menerima kamu, semua tentang kamu termasuk masalalu kamu. Sudah jangan bahas ini lagi okay? Kamu wanita yang baik. Kamu isteri terbaik saya." Karl menepuknepuk punggung Hana. "Lagipula saya sudah sangat jatuh dalam jeratanmu. Tak bisa menyesal lagi sekarang."
Hana melepaskan pelukan lalu menatap Karl sambil mengerutkan kening.
"Perasaan saya pada kamu sudah sangat ekstrim. Mungkin saya akan selalu membenarkan apa yang kamu lakukan. Kamu mengotori tanganmu dengan darah, saya akan membantu membersihkan tanganmu. Lakukan hal sesukamu, saya yang akan membereskan kekacauannya." Ucap Karl setengah becanda. Tentu saja dia tak akan membenarkan Hana melakukan halhal berdosa. Tapi dia juga jujur, jika seandainya Hana tak sengaja melakukan hal itu dia tak akan membiarkan Hana menanggung semuanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
19 ✔
RomanceAku satu Kau sembilan Aku sendiri kau sempurnakan . . Ini kisah tentang gadis pecinta angka sembilan belas. 1tanya 9kata keramat dia tulis untuk pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta dalam waktu 19menit. Ahh tidak ... pria itu bahkan sudah membu...