PRAETERIUM - 5

2.7K 318 48
                                    

Banyak hal di luar sana, yang tidak pernah terpikirkan selama ini, meskipun kadang kemustahilan itu sendiri bisa menjadi nyata.

*~*~*~*~*

Ketika cahaya matahari muncul kepermukaan, Krist baru melangkahkan kakinya untuk keluar dari mini market tempatnya bekerja, saat sudah ada yang menggantikan dirinya, baru Krist bisa pulang ke rumah. Dengan langkah gontai pria manis itu melangkahkan kakinya untuk pulang, raut wajah lelah terpancar amat jelas dari pria manis itu. Hanya saja Krist sudah terbiasa dengan hal-hal semacam ini.

Pria itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, sampai tidak menyadari ada seseorang yang mengikuti dirinya dari belakang, itu adalah Singto. Pria itu tidak pulang semalam, setelah mengantarkan adik kecilnya itu pulang, Singto kembali lagi kesini, dan justru menunggui Krist.

Entahlah, Singto tidak paham dengan apa yang di rasakannya. Dia membenci Krist, namun tidak tega pada pria manis itu, walaupun Singto selalu saja bersikap Krist tidak ada di hidupnya, tetapi bukan berarti Singto tidak peduli lagi. Bagaimanapun dulu Krist pernah mengisi hidupnya, pernah menjadi seseorang yang berharga untuknya, dan meskipun itu masih masa lalu, Singto tetap tidak bisa membuangnya begitu saja.

Akan tetapi Singto tidak bisa berbuat baik pada Krist. Apakah dia salah jika Singto berperilaku seperti ini pada Krist, pernahkah kalian ada di posisi Singto, di campakkan begitu saja ketika kau benar-benar mencintai seseorang, dan meskipun Krist sudah membuangnya, sebagian besar hati Singto masih tidak bisa melupakan pria itu, dan jujur saja dia masih menginginkan Krist kembali padanya. Ingin Krist bisa bersamanya seperti dulu, tetapi Singto tahu itu tidak mungkin, membuat harga dirinya yang kini berperan penting, mencoba menghapus Krist dari hidupnya.

Kedua pria itu berjalan seirama, di tengah-tengah kesunyian yang menyelimuti mereka. Singto mengikuti kemanapun Krist pergi, ingin tahu apa saja yang di lakukan pria manis itu sebelum nanti bekerja di tokonya. Apa saja yang di lakukan oleh Krist selama ini.

Apakah Krist senang sekarang, hidup tanpanya?

Singto hanya ingin tahu itu saja, cukup sampai disana, takut jika Singto mengusik hidup Krist lebih dalam lagi, maka Singto yang akan terluka nantinya.

Bisa Singto lihat, jika Krist kembali lagi ke rumahnya, kawasan kumuh yang dulu sempat Singto lihat, dan lagi-lagi seseorang pria membukakan pintu untuk Krist. Pria asing itu tersenyum hangat pada Krist, sebelum mengajak Krist masuk, dan Singto masih berdiri di tempatnya berpijak sekarang.

Ketika, kau sadar jika tempatmu dulu sudah di gantikan oleh orang lain, bolehkah Singto merasa sedih sekarang. Bahkan mungkin Singto tidak pantas merasakan hal semacam ini untuk Krist.

____________

"Kau mau sarapan dulu?"

Krist menggelengkan kepalanya, melangkahkan kakinya untuk menuju lemari kayu di ujung ruangan kecil itu, dan berganti pakaian.

"Tidak Amp, nanti aku terlambat. Semakin cepat aku menyelesaikannya, semakin cepat juga aku akan istirahat nanti."

Pria manis itu tersenyum ke arah Amp. Pria yang selama ini menemaninya itu, sebab pria itu sudah mau memperhatikannya dan juga perduli pada Krist.

"Jangan terlalu memaksakan diri, nanti kau bisa sakit."

"Tapi aku membutuhkannya, kau tahu itukan, jadi mau tidak mau aku harus melakukan ini."

Amp mengganggukan kepalanya, dia ingin membantu Krist, akan tetapi tidak bisa. Jadi yang dirinya bisa lakukan hanya memperhatikan pria manis itu, agar temannya itu tidak sakit ataupun terluka.

[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang