Mencintai di dalam diam, untuk menjaga seseorang mungkin itu yang di perlukan ketika keadaan menyudutkan, hingga tidak mampu untuk membuat suatu pilihan.
*~*~*~*~*~*
Krist berlari memasuki lorong-lorong panjang rumah sakit itu, untuk menghampiri ibunya yang kini berada di depan ruangan UGD. Sungguh Krist ketakutan saat ini, banyak pikiran berkecamuk di dalam kepalanya, takut akan kemungkinan yang terjadi nantinya.
Dan ketika sudah mendekati ruangan itu, pria manis itu melihat keberadaan ibunya, yang kini tengah duduk sendirian di depan ruangan itu, Krist dengan cepat menghampiri ibunya, untuk bertanya bagaimana kabar anaknya.
"Mae bagaimana keadaan Leisha?"
Tanpa basa-basi lagi Krist langsung bertanya kepada ibunya, akan tetapi wanita itu menatap ke arah Krist dengan bingung harus mengatakan apa tentang kondisi cucunya itu.
"Pendarahannya cukup parah dan dokter menyarankan untuk melakukan operasi."
"Operasi? Apa yang terjadi padanya?"
Dengan gemetar wanita paruh baya itu, menjelaskan kronologi apa yang terjadi tadi, ketika putri Krist yang tengah bermain tiba-tiba saja tertabrak sebuah mobil yang melaju dengan kencang begitu saja, hingga membuatnya menjadi seperti ini, namun pelakunya melarikan diri dari tempat kejadian setelah melakukan itu, meninggalkan tubuh kecil yang terkulai lemah di pinggiran jalan itu tanpa ada niatan untuk menolongnya. Ibu Krist juga menceritakan apa yang tadi dokter katakan tentang keadaan anak Krist yang saat ini dalam keadaan kritis dan perlu tindakan medis lebih untuk menyelamatkan nyawanya, Leisha harus di operasi dengan segera, namun mereka membutuhkan banyak biaya untuk melakukan itu, sementara kondisi keluarga mereka tidak memungkinkan untuk bisa membayarnya.
Krist yang mendengarnya langsung shock, bagaimana bisa ini terjadi kepada putrinya, Krist masih ingat suara Leisha tadi malam yang sangat ceria begitu mendengar Krist benar-benar akan menemuinya besok, akan tetapi ketika Krist benar-benar datang, justru keadaan anaknya seperti ini.
"Dia harus di operasi secepatnya, tapi kita tidak memiliki uang sebanyak itu, untuk membayarnya."
Pria manis itu terdiam, tidak tahu harus bagaimana sekarang, nyawa anaknya sedang dalam bahaya, hanya saja Krist tidak tahu caranya untuk mendapatkan uang untuk biaya operasi anaknya. Bagaimana caranya mendapatkannya dalam waktu yang sangat singkat.
Krist mencoba untuk berpikir, dan di dalam benak pria itu hanya ada satu orang yang bisa menolongnya, akan tetapi Krist ragu untuk meminta bantuan kepada Singto, hanya saja Krist tidak punya pilihan lain, siapa yang bisa meminjamkan uang padanya sekarang, Krist mencoba berpikir lagi namun tidak menemukannya.
Hingga pria manis itu, mengeluarkan ponselnya, mencoba untuk menghubungi Singto, meskipun Krist tidak tahu bagaimana tanggapan Singto nanti padanya, jika Krist tidak mencobanya dia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, sementara nyawa anaknya sedang berada di ujung tanduk, butuh untuk di selamatkan, dan jika terlambat sedikit saja mungkin nyawa anaknya tidak akan pernah tertolong nantinya.
Sementara Singto yang kehilangan jejak Krist, dan tengah mencari Krist di dalam rumah sakit yang sangat besar itu, tiba-tiba saja di kejutkan oleh getaran ponselnya. Singto awalnya tidak mau untuk mengangkatnya, akan tetapi begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Singto langsung saja tanpa berpikir mengangkat telepon dari Krist.
"Phi Sing...."
"Iya, ada apa Krist? Kenapa kau meneleponku?"
Singto berbicara dengan Krist, sembari mencari keberadaan pria manis itu, mencoba untuk menemukan Krist di dalam tempat pengobatan medis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]
Fanfiction( completed ) Blurb : Kisah ini berawal dari kedua pria yang di pertemukan oleh sesuatu perasaan yang bernama CINTA, hingga memulai kehidupan baru juga atas dasar CINTA, hanya saja ternyata hidup tidak seindah yang mereka bayangkan, sampai akhirnya...