Hati yang keras perlahan akan luluh, jika kau bisa menghangatkannya dengan ketulusanmu.
~*~*~*~*~*~
Cahaya matahari bersinar dengan terik-teriknya, ketika Krist berlari dengan terengah-engah menuju toko roti Singto, pria manis itu panik saat menyadari jika dirinya terlambat bangun, padahal harusnya Krist sudah berada di sana satu jam yang lalu.
Krist tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Bisa di pastikan jika Krist akan terkena masalah dengan Singto. Padahal itu adalah hal yang ingin sekali Krist hindari, namun Krist benar-benar merasa lelah, hingga berakhir dengan seperti ini.
Saat Krist sudah sampai di depan toko kue milik Singto. Bisa Krist lihat jika Singto kini tengah berdiri di depan toko yang masih belum di buka itu. Pria itu melirik Krist dari ujung matanya dengan sinis.
"Hebat sekali! Jam berapa ini?" Tanya Singto sembari menunjuk ke arah jam tangannya, "kau pikir bisa seenaknya, kau buta, tidak bisa melihat jam! Kau terlambat satu jam dua menit tiga puluh detik."
Sungguh Krist bahkan tidak percaya, Singto menghitung keterlambatannya dengan sebegitu detilnya, sampai Krist heran di buatnya. Krist tahu jika Singto itu sedang mencari-cari masalah dengannya, supaya bisa terus mengomeli Krist dan juga memakinya.
"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi."
Alis Singto bertautan mendengarnya, "Tidak akan mengulanginya lagi? Kau yakin? Jangan pernah berjanji jika kau tidak akan pernah bisa menepatinya. Itu hanya akan menjadi omong kosong yang tidak berguna saja." Ucap Singto penuh penekanan di setiap katanya, seolah tengah menyindir Krist.
"Maafkan aku."
"Maaf? Kau pikir hanya dengan kata maafmu itu bisa memperbaiki keadaan? Kau pikir waktu satu jamku akan kembali jika kau minta maaf?"
Krist menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus apa untuk menghadapi Singto. Meskipun Krist tahu hal semacam ini akan sering terjadi karena Singto terlihat sangat tidak menyukainya, namun Krist nekat untuk bekerja disini sampai Krist menemukan lagi perkejaan lain, baru dia akan pindah nantinya, ini hanya untuk sementara saja.
"Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau sekarang mulai bisu? Ikut aku!"
Singto melenggangkan kakinya begitu saja pergi mendahului Krist, sehingga Krist dengan terpaksa mengekor di belakang Singto, dan baru sadar jika pegawai yang lain hanya berkumpul sembari menatap mereka, bahkan keadaan toko mereka juga masih berantakan, tidak ada yang bekerja membuat Krist bertanya-tanya dengan keadaan ini
"Karena kau terlambat, gantikan tugas yang lain untuk membersikan toko. Cepat! Sebentar lagi toko akan buka, ingat aku tidak suka sesuatu yang cacat! Aku suka semua terlihat sempurna, jangan sampai ada satu debupun yang tersisa, jika sampai itu terjadi ... Awas saja, nanti!"
"Lalu bagaimana dengan kuenya?"
"Akan ada orang lain yang mengerjakan hal itu. Tugasmu hari ini membersikan toko."
"Tapi aku--"
"Tidak ada tapi-tapian! Cepat kerjakan atau aku akan memecatmu!"
Krist langsung berjalan ke arah dalam toko, untuk menyiapkan apa saja yang di butuhkan olehnya untuk membersikan toko. Sementara Singto menatap ke arah pegawainya yang lain.
"Hari ini kalian libur, jadi pulanglah! Jangan ada yang mencoba untuk membantu dia! Awas saja, kalian akan aku pecat, jika itu sampai terjadi!"
Mendengar hal itu, beberapa pegawai yang Singto memiliki langsung berjalan pergi, meninggalkan pria itu seorang diri tidak mau membantah apapun yang Singto katakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/164343822-288-k359392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]
Fanfiction( completed ) Blurb : Kisah ini berawal dari kedua pria yang di pertemukan oleh sesuatu perasaan yang bernama CINTA, hingga memulai kehidupan baru juga atas dasar CINTA, hanya saja ternyata hidup tidak seindah yang mereka bayangkan, sampai akhirnya...