Mencintai seseorang bukan berarti kau tidak pernah membencinya, rasa itu pasti ada namun rasa sayangmu justru mengalahkan segalanya, dan menyadarkan jika kau tidak pernah benar-benar membencinya.
*~*~*~*~*~*
Sepi dan sunyi.
Hanya itu yang melingkupi kedua pria yang saling menatap canggung satu sama lainnya itu. Krist yang mendudukkan dirinya di hadapan Singto, menatap pria berkulit Tan itu di dalam diam, meskipun Krist masih bingung kenapa Singto bisa mendadak mengajaknya untuk makan malam bersama, seperti yang Krist tahu, jika Singto itu agak tidak suka padanya, dan selalu saja mencari kesalahan Krist lalu mengomeli pria manis itu, sampai Singto merasa puas dengan apa yang di lakukannya.
"Kenapa diam? Makan, aku memesannya bukan untuk pajangan."
"Mmmm, aku ...."
"Kau kenapa?"
"Kenapa phi mengajakku untuk makan malam?"
Krist langsung bertanya pada Singto, pria itu tidak suka hal yang bertele-tele, jadi Krist berinisiatif untuk menanyakan langsung pada mantan suaminya itu.
"Tidak ada alasan, memangnya kenapa? Tadi kau bilang kau mau pergi denganku."
Mendengar hal itu Krist hanya menampilkan senyuman simpulnya, karena dirinya takut Singto akan marah jika Krist menolak ajakan pria itu, sebab ketika Krist menuruti apa yang Singto katakan saja, Krist selalu terkena masalah, bagaimana jika menolak ajakan Singto, mungkin tingkah pria itu semakin menjadi padanya.
"Itu, karena...."
"Kenapa kau dari tadi terus saja menggantung ucapanmu?"
Krist terdiam sejenak, bagaimana mencoba menjelaskannya pada Singto dan membuat pria itu tidak salah paham padanya.
"Aku tahu kau tidak nyaman pergi bersamaku. Aku hanya ingin mengajakmu makan, hanya itu. Apa aku tidak boleh mengajak mantan istriku makan? Apa kita harus menjadi orang yang tidak saling mengenal? Apa kita tidak bisa menjadi teman?"
"Teman?" Krist menirukan ucapan terakhir Singto, sembari memejamkan matanya sejenak, "apa kita bisa menjadi seperti itu?"
"Aku hanya ingin mencobanya, daripada kita seolah-olah tidak saling mengenal, itu justru membuatku tidak nyaman."
"Ya, itu terserah phi saja."
Singto menatap ke arah Krist yang kini sibuk melihat ke arah jalanan dari jendela transparan restoran tempat keduanya berada, menatap lampu-lampu jalanan yang berkelap-kelip, serta banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang di sekitar mereka.
"Jika kau tidak mau, aku tidak memaksa. Lagipula kita tidak ada hubungan apapun sekarang."
Entah mengapa kata-kata Singto itu langsung membuat Krist membisu, dan menatap ke arah ponselnya melihat jam yang tertera di sana.
"Phi maaf, aku harus pergi."
Krist langsung bangkit dari tempatnya duduk, akan tetapi Singto menahan lengan Krist, tidak membiarkan pria manis itu untuk beranjak dari sana, Singto menginginkan Krist tetap disini bersama dengannya, meskipun Singto tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatakannya pada Krist.
Sungguh Singto bingung harus bagaimana sekarang, membuat pria itu tanpa berpikir panjang langsung saja menahan Krist.
"Makan dulu baru kau bisa pergi."
"Tapi--"
"Setelah makan aku akan mengantarmu, jika kau belum menghabiskannya, jangan harap bisa pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]
Fanfiction( completed ) Blurb : Kisah ini berawal dari kedua pria yang di pertemukan oleh sesuatu perasaan yang bernama CINTA, hingga memulai kehidupan baru juga atas dasar CINTA, hanya saja ternyata hidup tidak seindah yang mereka bayangkan, sampai akhirnya...