Ketika lagi-lagi banyak hal aneh yang datang bermunculan di dalam hidupmu, tugasmu hanya satu mencari tahu segalanya hingga terlihat jelas.
********
Sejak hari itu, setiap malam sehabis Krist selesai bekerja di tokonya. Singto selalu mengikuti apa yang pria manis itu kerjakan, melihat apa yang Krist lakukan dari kejauhan. Bukankah bekerja pada malam hari itu sangatlah rawan, banyak hal-hal menyeramkan di luar sana, yang akan terjadi jika kita lengah. Jadi memutuskan untuk menemani Krist, meskipun pria manis itu tidak tahu apapun, tentang apa yang Singto lakukan.
Persetan dengan semuanya. Mau Krist punya kekasih atau yang lainnya, Singto tidak perduli lagi. Sebab dirinya sendiri tidak bisa menghentikan hatinya untuk terus melihat ke arah Krist. Padahal sudah lama Singto membuang Krist jauh-jauh dari hidupnya, namun nyatanya waktu 7 tahun pun tidak bisa merubah keadaan dan hatinya. Sebanyak waktu yang telah berlalu itu justru membuat Singto sadar jika dia tidak bisa kehilangan Krist, terlepas dari Krist yang sudah meninggalkannya itu, Singto tidak perduli.
Lagipula Singto tidak menyuruh Krist untuk kembali padanya, karena Singto tahu Krist tidak akan mau. Meskipun sampai sekarang Singto tidak tahu salahnya dimana, apa yang membuat Krist meninggalkannya dulu, semuanya baik-baik saja, mereka bahagia hidup selama tiga tahun bersama, dan tiba-tiba saja Krist mengatakan hal semacam itu padanya. Singto tahu kala itu dia belum bisa menjadi seorang suami yang baik, hidup mereka memang kekurangan, tetapi Krist tidak pernah mengeluh dulu, dia menerima semuanya.
Bahkan tidak apa-apa ketika Gun yang saat itu masih berumur 10 tahun tinggal bersama mereka, Krist menganggap adiknya itu seperti saudaranya sendiri, mereka seperti keluarga pada umumnya, meskipun hanya tinggal bertiga saja. Dan tidak ada satu hari pun mereka bertengkar sama sekali.
Tetapi itu tetaplah masa lalu, mungkin dulu mereka masih terlalu muda untuk membangun sebuah bahtera rumah tangga, pemikiran mereka juga belum dewasa, dan Singto tahu itu wajar karena Krist masih berpikir seperti remaja pada umumnya dulu. Dia mencoba mengerti hal itu, dan semua kenangan yang menari-nari di dalam pikirannya, supaya Singto terus mengingatnya. Meskipun jika Singto pikirkan, jika kita terus membahas masa lalu, itu tidak akan pernah ada habisnya sama sekali.
*
Gun menatap ke arah Krist yang saat ini tengah mencuci piring-piring kotor di dapur, melihat hal itu Gun tanpa berpikir langsung membantu pria manis itu. Menghentikan langkah kakinya, tepat di samping Krist.
"Biar aku bantu phi."
"Tidak perlu Gun, pekerjaanmu juga banyak kan? Biar phi saja."
"Tidak, yang lain sudah mengurusnya terlebih dulu."
"Jika seperti itu, duduklah. Kau pasti lelah kan?"
Pria bertubuh mungil itu menggelengkan kepalanya, "Jangan bersikap seperti yang lain, yang melihat ku sebagai adik pemilik toko ini, jadi mereka sok baik padaku."
Krist hanya tersenyum mendengarnya, "Phi tidak seperti itu."
"Iya, aku tahu. Phi memang baik padaku dari dulu." Gun sedikit menggeserkan tubuh Krist, lalu membantu pria manis itu untuk mengusapkan busa sabun kepada piring-piring kotor yang menumpuk di samping Krist, "Phi punya pekerjaan lain tidak selain menjaga mini market di malam hari?"
"Punya."
"Apa?"
"Kenapa kau mau tahu?"
"Siapa tahu aku bisa membantu phi Krist."
Mendengar hal itu, Krist membalikan badannya menghadap ke arah Gun, "Untuk apa membantu Phi?"
"Dulu, waktu aku kecil Phi Krist yang mengurusku. Mengantarkan aku sekolah, menjemputku, membuatkan aku bekal, mengajariku belajar, dan bahkan menyiapkan segalanya untukku. Aku hanya mau melakukan sesuatu untuk phi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]
Fanfic( completed ) Blurb : Kisah ini berawal dari kedua pria yang di pertemukan oleh sesuatu perasaan yang bernama CINTA, hingga memulai kehidupan baru juga atas dasar CINTA, hanya saja ternyata hidup tidak seindah yang mereka bayangkan, sampai akhirnya...