PRAETERIUM - 9

2.5K 306 112
                                    

Ketika sebuah rahasia besar terkuak kepermukaan, akankah hati yang dulu pernah terluka akan bisa tersembuhkan dengan hal itu, atau justru sebaliknya.

*~*~*~*~*~*

Singto yang baru melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko, untuk mengecek pekerjaan para pegawainya, ketika pria itu sudah beberapa hari tidak mengunjungi tokonya. Hal pertama yang di carinya adalah Krist. Hingga pria berkulit Tan itu langsung ke arah dapur tokonya, melihat Krist yang masih bergelut dengan pekerjaannya.

Sebuah senyuman simpul, terukir di wajah Singto, ketika bisa melihat wajah pria manis itu dari dekat, beberapa hari belakangan ini, Singto selalu mencoba untuk berpikir tentang semua ini.

Tentang Krist dan juga dirinya yang masih saja terus terkurung dalam lingkaran masa lalunya bersama dengan pria manis itu.

Membuat Singto berpikir untuk sekali saja bertanya pada Krist, sekali saja ingin tahu jawaban apa yang keluar darinya, meskipun ini sudah sangat lama, tetapi Singto tidak bisa membohongi perasaannya, jika dia benar-benar tidak melupakan Krist, ini rasanya sangat menyiksanya begitu saja.

Pria itu melangkahkan kakinya, untuk menghampiri Krist, sembari menengokkan ke arah ke kiri dan kanan, saat tidak ada orang. Singto langsung menepuk pundak Krist pelan, hingga Krist sedikit kaget karena Singto tiba-tiba muncul di hadapannya.

Krist memberikan salam pada pria berkulit Tan itu, sembari mengulum senyumnya, seraya melanjutkan pekerjaannya.

"Apa kau nanti malam bisa pergi?"

"Pergi?"

Singto menganggukkan kepalanya, "Aku mau mengajakmu untuk makan malam lagi, seperti waktu itu."

"Maaf phi, tapi aku tidak bisa."

"Tidak bisa? Aku akan mengantarmu ke tempat kerja tepat waktu."

"Ada yang harus aku lakukan setelah pulang dari sini."

"Kau mau pergi kemana?"

"Mau membeli hadiah, untuk ..." Krist terdiam sejenak, "keponakanku, dia berulang tahun besok."

"Ulang tahun?"

"Iya."

Singto terdiam mendengar kata keponakan dari mulut Krist, sejak kapan Krist punya keponakan, yang Singto tahu, saudara Krist tinggal di luar Bangkok, itupun juga saudara jauh satu-satunya yang Krist punya, dan merekapun sudah berumur.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu."

"Aku ingin membicarakan sesuatu, jadi tidak masalah aku akan mengantarmu."

"Tidak bisakah di bicarakan disini?"

"Tidak bisa, ini bukan masalah pekerjaan."

Mendengar hal itu, Krist bingung tetapi sepertinya ketika dia menolaknya juga Singto tidak akan pernah menyerah untuk mengajaknya pergi, hingga tidak ada pilihan, selain mengiyakan ucapan Singto.

___________

"Apa yang ingin kau beli?"

Tanya Singto saat keduanya sudah sampai di area pusat perbelanjaan. Singto menatap Krist yang dari tadi terlihat murung, seperti tidak menyukai kehadiran Singto di sisinya.

"Boneka sepertinya, karena dia suka itu."

"Boneka? Keponakanmu perempuan?"

"Iya, dia perempuan."

"Berapa umurnya, kenapa kau membelikannya boneka?"

"6 tahun."

"Siapa namanya?"

[33]. PRAETERIUM [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang