IDOLA BARU

29 4 0
                                    


Selamat membaca :)

***

Pagi ini gerimis turun, udara menjadi dingin. Ini adalah hari senin, hari gupek sedunia tapi cowok itu masih setia begelut dengan selimutnya. Suara alarm dari ponsel tak dihiraukannya, dia berniat untuk bolos saja hari ini. Tapi teringat dengan pesan yang dikirimkan Arga semalam yang bilang kalau hari ini ada ulangan harian kimia membuat Aksa terlonjak, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh.

Ia mendesah pelan, "positif telat ini mah."

Namun ia tetap bangkit, bersiap-siap. Karna dia tidak mungkin melewatkan ulangan kimia. Sekali lagi, dia sudah janji dengan mama. Mengingat mama ia mengernyit bingung, tumben mama nggak bangunin.

Setelah siap Aksa segera berjalan keluar kamar, tasnya ia tenteng. Dengan tenang melangkah menuruni tangga sambil berteriak memanggil Rima tapi tak ada sahutan. Ia merogoh ponsel, ada pesan dari Rima.

Mama : mama ke malang, nenek sakit. Kayaknya agak lama. Uangnya ada dimeja makan. Hati hati sa

Aksa diam sejenak, berpikir untuk menelpon atau tidak, kemudian mendekatkan ponsel ke telinga.

"Halo sa, udah baca wa mama kan?" Suara mama terdengar.

"Hmmm."

"Hati hati ya, jangan lupa nanti sore kak Rizal dateng kerumah les in kamu." Mama mengingatkan. Kak Rizal adalah mahasiswa semester 4 yang dipilih mama untuk mengajari Aksa.

"Iya ma, mama juga hati hati."

Aksa mulai melangkah keluar rumah, mengunci pintu tapi sebelum menaiki motor ia membuka room chat Arga, mengetik beberapa pesan.

Aksara : gue telat, tapi tetep masuk

Aksara : bilang aja gue di uks pas jam pertama

Arga : sip

Arga : ada anak baru, cewek cakep

Arga : temen dio sama nadhira

Aksa mengangkat alis, tapi mengabaikan pesan itu. Segera meninggalkan rumahnya.

***

"Mbak, aku numpang tidur ya?" Aksa masuk kedalam UKS, menghampiri meja Mbak Yasmin "pusing keujanan tadi."

Mbak Yasmin melengos, "alah alesan aja kamu, yaudah sana. Mau teh?" Tanyanya, Aksa menggeleng, berjalan menuju tempat tidur dan menutup horden.

Mbak Yasmin adalah suster penjaga UKS sekolah, usianya masih terlalu muda untuk dipanggil ibu jadi murid SMA Hutama memanggil dia dengan sebutan Mbak.

Aksa mencoba memejamkan mata tapi sulit akhirnya malah melihat-lihat ponsel, ia membuka satu aplikasi mengetik username di kolom pencarian yang sudah ia hapal. Mengecek timeline cewek itu tapi tidak ada postingan terbaru. Aksa menghela nafas, menyesal kenapa dulu ia bergerak terlalu lamban hingga membuat cewek itu meninggalkannya.

Matanya menyipit melihat satu foto di explore, melihat username yang agak asing tapi ia mengenal orang orang difoto yang baru di upload beberapa menit lalu. Disana terlihat Dio, Nadh dan dua cewek asing duduk di pinggir lapangan upacara.

Ooh nih murid baru yang dibilang Arga kali yaa, lah yang dilapangan kemaren nih. Tapi kok akrab?

***

Nadh dan Sabel berjalan beriringan di koridor sekolah, hendak menuju kantin membeli minum karna haus sehabis upacara. Mereka menjadi pusat perhatian, lebih tepatnya gadis cantik disebelah Nadh. Sejak Sabel memasuki wilayah sekolah semua mata seolah menatapnya, memandang kagum pada dirinya apalagi siswa lelaki.

Jelas saja, secara fisik Isabella terlihat seperti model. Mempunyai wajah tak hanya cantik tapi juga putih bersih, tubuh yang ramping semampai, rambut lurus sepunggung serta senyum manis dan ramah. Nadh merasa hanya sebuah kentang berjalan disamping Sabel begini tapi tak ayal ia juga ikut tersenyum.

"Lo yang disenyumin, kok pipi gue yang pegel." Keluh Nadh, tangannya mengambil dua botol air mineral dari dalam pendingin dan memberikan satu kepada sabel.

"Hehe, makasih ya Nadh." Sabel tersenyum, menengguk minumnya.

Nadh hanya menggangguk, matanya melebar melihat siswa yang dikenalnya berjalan keluar kantin ia segera memanggil cewek itu.

"Eh ren ren, nih gue nitip Sabel." Katanya membuat Irene-ketua kelas 11 IPA 1 mendekat "bel ikut Irene ke kelas, dia ketua kelas elo."

Mendengar bel masuk berbunyi, Nadh segera beranjak ke kelas. Namun beru saja memasuki kelas, semuanya menoleh. Ia mengangkat alis. Hening.

"Ngapa lo orang liat gue gitu?" Ia bertanya, melangkah menuju kursinya di ujung depan.

"Nadh nadh sapa tadi?"

"Kenalin dong."

"Iya, namanya sapa?"

"Ig nya deh ig nya."

"Id line juga boleh."

"Nomor wa aja sekalian."

Nadh melengos keras, dasar buaya. Untung saja Sabel tidak masuk kelas ini kalau iya bisa setres dia meladeni orang-orang aneh disini. Cukup gue aja yang ikutan gila, sodara gue jangan sampe.

"Sepupu gue," jawabnya, semua hanya ber oh ria. "Sono kenalan sendiri." Sekarang malah kompak bersorak huuuu.

Selena mendekat "sepupu elo Nadh? Dia minat apa sih ekskulnya? Gue ajak cheers mau gak ya?" Tanyanya.

"Gak tau gue, coba aja lo ajakin."

"Lo omongin dong!"

"Dihhhh."

"Eh btw rambutnya bagus gila."

"Hooh, mukanya mulus parah."

"Trus natural gitu lagi kayaknya."

"Kok bisa tinggi gitu ya?"

"Dari bayi kalik."

"Yaaa kalik dari bayi, pasti perawatan lah."

Nadh melengos, tak peduli lagi. Kalau setiap kelas pasti ada rombongan penggosip yang hobi membahas hal-hal yang sedang up to date maka di kelas mereka Selena, Anis, dan Nimas lah yang menjadi rombongan itu. Obrolannya tak akan habis sampai guru datang memasuki kelas. Seperti saat ini.

***

Semua siswa tampak fokus pada buku masing-masing saat Aksa memasuki kelas. Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi sepuluh menit lalu, guru belum masuk kelas tapi semua muridnya sudah menunduk dan tidak ada yang bersuara. Aksa berjalan menuju kursinya, menepuk kepala Arga yang memejamkan mata membuat cowok itu menggeram kesal.

"Si monyet." Arga mengumpat pelan.

"Napa hening gini dah?" Tanyanya bingung sendiri.

"Ulangan kimia woi! Dan belajar lo?" Arga balik bertanya.

"Lah iya ya, keenakan di elus mbak Yasmin gue."

Arga tertawa. "Tolol!"

Aksa mengeluarkan bukunya dari dalam laci meja, membaca-baca sekilas.

"Sa, tuh cewek anak baru. Sebelah Dio." Kata Arga memberi tahu.

Aksa melirik pelan, memerhatikan cewek itu, dalam hati membenarkan itu cewek yang ia lihat bersama Dio di lapangan kemarin. Cowok itu merutuk, kenapa ia merasa begitu repot mengurusi orang yang tidak dikenalnya, tapi kemudian ia sadar itu karna ia memiliki rasa kepada Nadh. Karna kalau kita menyukai seseorang, kita pasti ingin tau semua hal tentang orang itu.

FLIRTATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang