Jadi, perasaan siapa yang harus didahulukan? Perasaan kita sendiri atau orang yang kita sayangi?
***
Saat motor Aksa baru memasuki komplek rumah Nadh, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Nadh tersentak langsung memakai tudung hoddienya, sekarang ia menyesal menolak helm yang diberikan Aksa tadi.
Aksa sendiri semakin melajukan kencang motornya, tak peduli pada teriakan Nadh yang memegang erat pundaknya dari belakang.
"GILA GILA GILAAAAA."
Nadh berteriak heboh saat turun dari motor dan menggoyang-goyangkan kedua lengannya digarasi rumahnya yang teduh. Untung gerbang tidak tertutup seluruhnya jadi motor Aksa bisa langsung masuk.
"Gue langsung balik ya."
Nadh hanya melongo memandang Aksa yang sudah bersiap pergi.
"Ya ampun Nanad, kok ujan-ujanan gini sihhh?"
Itu suara teriakan mama Nadh yang berhasil menginterupsi keduanya. Rima berlari kecil mendekat, mengecek setiap jengkal tubuh Nadh dengan raut wajah khawatir.
"Mah mah aku nggak apa-apa ih cuma basah dikit." Nadh berkata sambil memegang tangan sang mama, menghentikan apa yang dilakukannya.
"Basah dikit apa? Ini basah banget loh, nih nih sampe bisa diperes jaket kamu, lepas lepas, masuk angin nanti. Lagian kenapa sih Nad susahhh banget diomongin, udah berapa kali mama ngomong sama kamu ini udah musim ujan bawa payung atau jas ujan tapi kamu tuh ngeyel banget tau nggak. Kenapa sih harus ujan-ujanan? Kenapa nggak neduh dulu?"
Rima mengomel panjang, benar-benar memeras ujung hoodie dan memaksa melepasnya. Nadh sendiri sudah menekuk wajahnya pasrah, sebal juga dengan Rima yang mengomelinya didepan Aksa.
Padahal baru kali ini gue keujanan, tapi ngomelnya udah kayak tiap hari.
"Keujanan loh mah bukan ujan..."
"Sama aja!" Tukas Rima cepat saat Nadh hendak membela diri, "tunggu sini mama ambil handuk, ya ampun." Katanya kemudian berlari kecil masuk kedalam rumah dengan tangan menenteng hoodie basah Aksa.
Aksa meringis menatap Nadh, bermaksud memberikan tanda penyesalan yang dibalas Nadh dengan gelengan kepala dan kekehan kecil.
Rima kembali beberapa menit kemudian membawa dua handuk, langsung mengaitkan salah satunya dileher Nadh.
"Hm tante maaf ya, ini saya yang bikin Nadhira ujan-ujanan gini." Kata Aksa pelan, menatap Rima dengan raut wajah tak enak.
"Udah udah nggak apa-apa, nih pake. Ayo masuk ganti baju dulu." Rima menarik lengan Aksa, mengajaknya masuk kedalam rumah diikuti Nadh yang menggembungkan pipinya sebal sambil memegang ujung handuk yang membungkus tubuhnya.
"Nadh ini temennya ambilin baju dulu baru kamu yang ganti."
Nadh hanya mengangguk, masuk kedalam kamar dan kembali membawa kaus putih-yang sebenarnya milik Dio lalu menyerahkan pada Aksa yang langsung masuk kedalam kamar mandi. Nadh juga masuk kedalam kamarnya untuk segera mandi dan berganti baju.
***
Pukul 21:26
Suara getaran ponsel dari meja belajar membuat Nadh mengerang kecil, cewek itu perlahan bangkit mengucek matanya dan melangkah mengecek ponselnya yang menyala-nyala. Ia mengumpat pelan, kembali meletakkan ponsel dengan tak peduli saat melihat grup chat kelasnya yang sibuk perang meme.
Iya perang meme malem-malem gini.
Cewek itu melangkah keluar kamar, sempat melirik kepintu kamar sebelah yaitu kamar Sabel namun segera menuruni tangga menyadari tenggorokannya yang kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...