Jadi bagaimana rasanya jatuh hati ?
***
Bel tanda berakhirnya jam sudah berbunyi. Nadh menghela nafas panjang, setelah berkali-kali mengecek kembali kertas jawabannya dan merasa yakin, cewek itu segera beranjak meninggalkan kelas mengikuti teman-temannya yang juga merasa lega.
"Aaaahhhhh akhirnya selesai juga penderitaan ini ya Tuhan." Dimas berkata dengan drama, tangannya terangkat lebar seraya memandang langit. Mereka yang melihat menyoraki cowok itu, sebagian lagi melengos malas. Yah hari ini memang hari terakhir ujian semester.
Nadh tak peduli banyak, berdiri bersandar di pagar pembatas memainkan ponselnya.
"Napa lo? Kayak bingung gitu." Tegur Rere yang juga sedang menatap ponsel, sempat melirik Nadh yang menampilkan raut wajah gelisah.
"Gue janjian latihan, tapi nggak punya nomor Aksara." Jawab Nadh mencuatkan kecil bibir bawahnya.
"Ahh jadi hari ini, samper aja." Rere memberi saran membuat Nadh mendelik, "atau tunggu aja tuh dibawah tangga nanti juga nongol anaknya. Gue duluan ya, dah dijemput nih." Lanjutnya, memasukkan ponsel kedalam tas dan melangkah meninggalkan Nadh sambil melambai kecil.
Nadh yang masih bingung memutuskan untuk ketoilet sebentar, mengecek penampilannya bahkan menyemprotkan parfum. Hingga ia sadar, kenapa ia harus merasa tampil oke didepan Aksara. Menatap pantulan wajahnya dicermin ia mengangkat bahu acuh kemudian mulai melangkah keluar toilet.
Baru melongokkan kepala, ia terkejut dengan keberadaan seseorang yang berdiri tenang menunggunya.
"Udah?" Tanya Aksara seraya menghampiri Nadh yang masih terkejut, "yuk." Ajaknya, melangkah lebih dulu membuat Nadh segera menyamakan langkah.
"Latihan dimana? Kita butuh gitar kan ya?" Tanya Nadh mengerjap polos kepada Aksa yang mengeluarkan motor dari parkiran.
Aksa tersenyum kecil, "dirumah gue, gitarnya disana." Jawabnya sambil mengangsurkan helm kepada Nadh yang mengangguk paham.
Mereka meninggalkan sekolah dalam diam, butuh waktu hanya 15 menit menuju rumah Aksa. Saat cowok itu mengentikan motor diminimarket, Nadh juga turun hendak ikut masuk tapi Aksa menahannya.
"Tunggu sini aja, gue nggak lama kok." Kata Aksa membuat Nadh mengerjap bingung.
Lah, gue kan mau jajan juga, kok nggak boleh masuk?
Benar, Aksa keluar tak lama kemudian. Menenteng plastik agak besar sambil meneguk minumannya. Nadh tiba-tiba tersentak, merasa mengingat sesuatu. Cewek itu menatap lurus Aksa yang semakin mendekat.
"Napa lo liatin gue gitu?" Aksa bertanya saat merasakan pandangan Nadh yang tak biasa.
"Lo... kok tinggi banget sih?" Ceplos Nadh begitu saja, masih hilang sadar, menatap Aksa yang mengangkat alis tak paham, "eh enggak gue kayak inget apa gitu. Hehe yuk yuk buruan dah mau ujan deh kayaknya." Lanjutnya walau merasa aneh sendiri dengan kata-katanya lalu ikut naik keboncengan Aksa.
"Kalik lo inget pas pertama ketemu gue disini." Aksa berkata pelan, melajukan motornya memasuki jalanan.
Nadh dibelakangnya hanya melongo tak paham, tapi otaknya berpikir keras mengartikan ucapan Aksa bahkan sampai mereka sampai dirumah Aksa lima menit kemudian.
Aksa sendiri melebarkan mata melihat mobil sang mama ada di garasi, merasa aneh dan tak siap mengenalkan Nadh. Diam-diam ia berdoa mamanya sedang tidur atau apalah yang membuatnya tak harus bertemu dengan Nadh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...