Permintaan maaf terbaik adalah mengubah prilaku.
***
Memberi hadiah kepada Dio adalah kewajiban bagi Nadh, makanya setiap cowok itu berulang tahun atau setiap hari raya bahkan tahun baru Nadh akan memberikan sesuatu sebagai hadiah. Sebagian dari mereka adalah benda yang diinginkan Dio atau karna Nadh ingin melihat cowok itu memakainya-seperti kemeja kotak-kotak oversized dengan dua warna berbeda yang Nadh beli saat tak sengaja melihatnya di mall padahal tidak ada perayaan spesial saat itu. Nadh membeli menggunakan uang tabungannya atau kadang memelas kepada sang mama untuk menambahkan uangnya.
Begitu pula dengan Dio, cowok itu selalu saja royal kepada Nadh. Ia tidak akan pernah ragu membelikan apapun yang Nadh inginkan mulai dari gantungan kunci lima ribuan dipasar malam, sepatu sneakers warna-warni yang harganya tidak murah sampai album dan merch idol kesukaan Nadh yang mahal dan agak susah didapatkan.
Mereka berdua sudah terbiasa bertukar dan saling memberikan kado. Namun, baru kali ini Nadh bingung dan tak tau harus memberikan Dio apa. Ia merasa sudah memberikan semuanya kepada cowok itu.
Dan itulah yang membuat Nadh sekarang duduk bersandar dikursi kelas, menatap fokus tapi bosan pada ponselnya mencari-cari sesuatu yang menarik disalah satu toko online. Mengabaikan suara berisik kelasnya dihari bebas setelah ulangan ini, menunggu nilai.
"Kenapa bu ketua? Sakitkah anda?"
Nadh tersentak kecil tapi hanya melirik malas lalu menggelengkan kepala kepada Dimas yang menatapnya serius.
"Napasih? Berat banget ya beban hidup lo?"
"Ck bacot lo."
"Yeee, tuh dicariin gebetan."
Nadh langsung menegakkan tubuh menoleh kearah cowok itu, "gebetan gue siapa?"
"Emang gebetan lo berapa dah, sok laku banget. Satu aja nggak kelar-kelar. Sombong amat."
"Berisik ih." Sahut Nadh, tangannya menoyor keras kening Dimas kemudian beranjak, mengabaikan Dimas yang merenggut sebal sambil meneriakkan kata-kata umpatan.
Sementara teman-teman sekelas yang melihat itu malah heboh menyoraki Dimas.
Nadh sendiri tak terkejut melihat cowok yang duduk dikursi depan kelasnya, tersenyum lebar menunjuk gitar dipangkuannya membuat Nadh lagi-lagi merasa luluh hanya dengan melihat itu.
"Eh gue ambil tas dulu." Kata Nadh langsung berbalik kembali masuk kedalam kelas.
"Cie Nadhira bentar lagi mantu nih."
"Dih apaan sih mas mantu-mantu."
"Ya kan entar lagi nggak jomblo lagi loh. Hati-hati dengan hati Nadh."
"Nggak jelas lo anjeng."
"Diem gas, Nadh pulang ini dah ada yang memiliki ya."
Celetukan-celetukan itu membuat Nadh menatap mereka tajam, ingin menghampiri Dimas dan Bagas sebenarnya tapi ia sendiri sudah bosan karna orang-orang usil seperti mereka tidak akan pernah kapok meledekinya walaupun sudah pernah Nadh jambak berkali-kali.
Aksa dan Nadh berjalan beriringan, berdebat kecil menentukan tempat latihan yang tidak sepi namun tidak terlalu ramai juga. Aksa ingin menyarankan digedung futsal tapi urung mengingat banyak siswa sedang latihan disana, hendak ke ruang musik tapi pasti sudah dipakai orang lain yang ingin latihan juga.
Nadh yang menginginkan suasana sejuk menyarankan taman belakang gedung utama, dibawah pohon jambu besar namun segera ditolak mentah-mentah oleh Aksa yang bilang malah akan membuatnya mengantuk. Apalagi disana jarang ada murid yang lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...