My silence is just another word for my pain.
***
Saat alarm berdering pada pukul lima pagi, Nadh langsung membuka mata, langsung bangkit tanpa ngulet-ngulet malas atau kembali memejamkan mata seperti biasa. Jelas saja, hari ini Nadh tidak akan bermalas-malasan walaupun ujian sudah selesai. Hari ini ia akan menjadi 'budak' Dio.
Karna hari ini adalah ulang tahun Dio yang ke 16 tahun.
Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Nadh sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari kue ulang tahun green tea buatan sang mama kesukaan cowok itu, dua lilin tinggi (Dio tidak pernah suka lilin angka dan Nadh tidak pernah tau alasan sebenarnya kenapa tapi cowok itu bilang ia malu diingatkan dengan umurnya) sampai topi ulang tahun kertas berbentuk kerucut yang sebenarnya tidak penting-penting amat.
Hanya mencuci muka dan gosok gigi, cewek itu segera keluar kamar menuju dapur untuk mengambil kue.
"Loh mama ngapain? Emang papa udah pulang ya? Sabel juga?"
Nadh terkejut melihat sang mama sudah berada didapur sepagi ini saat papa sedang tak ada dirumah.
Rima yang sedang memasukkan potongan sayur kedalam panci tersenyum, "belum sih, tapi bentar lagi, tadi papa udah telpon" Jawab Rima tanpa menoleh.
Nadh mengangguk paham, "kuenya udah?"
"Udah, sekalian mama udah wadahin tadi yang kecil buat bekal yoyo."
Nadh menganga, "aku?" Tanyanya mengerjap polos sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Kamu kalo mau ya wadahin sendiri lah. Nih kasiin yoyo dan jangan diminta oke." Pesan mama sambil memberikan tas tupperware kecil dengan wadah didalamnya, "oh ya bilang happy birthday dari mama."
Nadh mendengus namun tak ayal mengangguk paham dan berjalan keluar rumah untuk menyebrang kerumah Dio. Ia sudah mengirim pesan kepada Kak Tiara untuk membuka kunci pagar dan rumah sehingga ia bisa langsung masuk dan menghampiri Kak Tiara didapur setelah mengucapkan salam.
"Five litle monkey jumping in the bed..."
Suara nyanyian cempreng yang pertama terdengar saat Nadh semakin mendekat, ia melihat Nindya sedang duduk dikursi meja makan menatap fokus pada ponsel ditangannya.
"Hai Kak Tir," kata Nadh menyapa Kak Tiara yang sedang memotong sayur, "halo Dya, kok udah bangun?" Lanjutnya menyapa Nindya sambil mencuil pipi tembam bocah itu.
"Halo Nanad." Balas Nindya dengan cengiran lebarnya lalu kembali menatap ponsel.
"Papanya kan lagi pergi jadi pas aku bangun dia ikut bangun, nggak mau sendiri katanya."
"Eh Bang Reon nggak ada?"
"Hm, tenang aja. Sana Dio pasti udah nungguin kamu."
"Ih nggak mungkin lah, yaudah aku naik ya. Dya mau ikut?"
"Enggak, aku males sama Yoyo."
Nadh terkekeh mengerti, pasti cowok itu membuat keponakannya sebal lagi.
Ia memasang topinya lalu menaiki tangga dengan kedua tangan membawa kue. Setelah sampai didepan kamar Dio, cewek itu menyalakan lilin.
Kemudian mendorong pelan pintu yang sedikit terbuka (Dio tidak suka tidur dengan pintu tertutup apalagi terkunci, engap katanya) dengan kakinya, ia mendapati ruangan yang dingin dan gelap namun karna cahaya dari lilinnnya dapat terlihat Dio sedang tidur tengkurap dengan mulut sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...