Selamat membaca :)
***
Hari pembagian raport.
Arga melihat sekeliling, pada perwakilan orang tua murid yang datang kesekolah untuk mengambil laporan hasil belajar hari ini. Ia mengeluh malas, ingat akan menunggu lama untuk mendapat bagiannya karna ia datang sendiri lagi. Tidak ada yang menemani mengambil raportnya, mendengarkan penjelasan wali kelas mengenai nilai-nilainya dan tentang karakternya disekolah.
“udah elah, ada mama gue ini,” kata Aksa, ingin menenangkan sahabatnya.
Ia mencibir, menatap bosan pada cowok yang dengan santai mengunyah burger ditangannya.
“sa, Iren atau.... Nadhira ?” tanya Arga tiba-tiba membuat Aksa tersedak kecil lalu menoleh kesal pada cowok yang sedang menatapnya, “eh Yuri?” lanjutnya sambil tertawa kecil.Aksa mengernyit bingung, “ Yuri siapa?” tanyanya tak paham.
“Yuri IPA 3,” jawab Arga.
Aksa semakin mengernyit, “apasih lo, gue kenal aja kagak,”
“yang ranking semester ini,” sahut Arga tenang.
“bangsattttt,” umpat Aksa kesal sambil mendorong keras punggung Arga yang sudah tertawa kencang.
“eh gimana Radi?” tanya Arga saat sudah tenang kembali, setelah sama sama terdiam lama dengan pikiran masing-masing.
Aksa hanya mengangkat kedua bahu cuek tanpa menoleh.
“lah Nadhira gimana? Lu dah ngomong sama dia belum sih? Lu nih kalo mau deketin dia tuh yang serius dong sa, maju mundur kasian yang antri,” sahut Arga malah mengomel sendiri.
Aksa kali ini menegak dan menghembuskan nafas lelah, “gue nih pengen gas ga, cuma lo tau sendiri masalah Dio baru aja kemaren. Gue nih gak enak jadinya.” Jawabnya dengan membisik pelan saat menyebut nama Dio.
“dih curhat,” jawab Arga malah meledek.
Aksa kembali mengumpat, “ambil raport lo sendiri monyet,” katanya sambil berlalu, meninggalkan Arga yang hanya tertawa.
***
Sekolah sudah sepi, sepertinya semua siswa Yayasan Hutama sudah mengambil laporan hasil belajar tapi cowok itu masih duduk diam diatas motornya diparkiran sekolah. Hanya ada beberapa guru dan staff sekolah yang tinggal dengan urusannya masing-masing.
Aksa sengaja meminta sang mama untuk pulang duluan setelah urusannya dengan wali kelas selesai, tetap mengomel kecil meminta Aksa lebih rajin belajar dan mengurangi jatah mainnya. Padahal nilai Aksa sudah termasuk tinggi membuat cowok itu mendengus sebal.
Hal yang tak disangka adalah kakak perempuan Arga datang. Jadi, untuk pertama kalinya selama menjadi siswa disini, ada keluarga cowok itu yang datang. Arga kaget awalnya, tak menyangka masih ada yang peduli dengan sekolahnya namun kembali melengos saat kakaknya bilang ia hanya iseng saja.
Emang ada keluarga yang ngambil raport cuma iseng-iseng doang?
Aksa bukan orag yang kepo, tapi ia paham dengan kondisi keluarga Arga walau cowok itu tak pernah sekalipun berbicara apa-apa padanya.
Tinggal di kos-kosan pinggir sekolah, makan dan minum sembarangan, rokok, sudah membuat Aksa tau bagaimana kehidupan cowok itu. Lebih senang rebahan seharian dikasur sambil scroll timeline twitter dan nonton film daripada keluyuran dijalanan. Cowok gengsi dan sok kuat itu nyatanya cuma cowok yang pernah Aksa pergoki menangis diam-diam sambil menonton drama korea saat tak datang kesekolah.
Aksa tersenyum tipis saat mengingat itu, jadi berpikir bagaimana sikap yang akan ditunjukan Arga saat pulang dan bertemu orang tuanya sekarang.
Mereka bukan teman lama sejak kecil, sebelum berada dikelas yang sama saat ini mereka hanya sering bertemu dijam istirahat saat kelas sepuluh karna sama-sama bukan penyuka keramaian. Sering tidur bersama dibelakang perpustakaan saat jam pelajaran, sering bolos kewarnet untuk main game dan makan bersama sehingga mereka menjadi akrab begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...