Selamat membaca:)
***
Hujan deras semalam masih meninggalkan bekas. Walau matahari sudah agak naik, titik air didedaunan belum juga kering. Belum lagi udara yang menjadi lebih dingin didaerah pegunungan begini.
Nadh belum turun dari mobil, masih enggan berhadapan dengan udara dingin itu. ia sedang mengulangi menyanyikan lagu agar bisa terlihat natural dikamera sedangkan Radi dan Askal sedang menyiapkan kameranya. Sekarang jam sembilan pagi tapi Aksa belum juga sampai, sebenarnya Nadh sedikit khawatir. Semalam, setelah sampai dirumah Rian yang ternyata tidak jauh dari rumah nenek Aksa, cowok itu memaksa pulang ditengah hujan. Cowok itu bisa saja demam atau flu kan sekarang?
Nadh tidak menyangka kalau bersama Aksa akan semenyenangkan itu rasanya. Walau hanya saling berdiam diri, ia merasa nyaman berpegangan pada Aksa. Ia bahkan bisa melupakan beberapa masalah yang akhir-akhir ini sering di pikirkannya. Tentang rindu Nathan, tentang Dio dan Sabel juga rasa kesepiannya.
Panggilan seseorang menyadarkan lamunannya. Ia reflek bangkit keluar mobil dan balas tersenyum melihat wajah Aksa.
“sehat nggak nih bengong-bengong gini? Gak kesurupan kan?” ejek cowok itu, jari telunjuknya menekan-nekan pipi Nadh.
Nadh tertawa, “apaan sih masih ngantuk ini tuh,” katanya mencuatkan bibir kecil.
Radi mendekat mengatakan untuk memulai pengambilan video sebelum hari terlalu siang, ia mejelaskan sedikit tentang apa yang harus Nadh dan Aksa lakukan. Menenangkan keduanya dan mengatakan untuk santai atau jangan terlalu gugup walau ini pertama kali bagi mereka.
Aksa yang pada dasarnya memiliki kepercayaan diri lumayan, terlihat sangat tenang. Berbeda dengan Nadh yang masih malu-malu hingga harus take berulang-ulang. Beruntung hutan pinus ini cukup sepi jadi yang benar-benar memerhatikan hanya Radi, Aksa dan Askal. Radi melakukan pengambilan video dan Askal yang memfoto. Oh iya Rere, yang dari awal sudah berjanji akan menemani Nadh harus tinggal dirumah hari ini karena keluarganya akan datang.
Saat adegan mereka bersama-sama rebahan menatap langit direrumputan hijau, Aksa memegang tangannya, membuat Nadh reflek menoleh kaget. cowok itu hanya tersenyum, seolah menenangkan debaran jantung Nadh. Mereka bertatapan lama, melupakan kamera Radi yang melayang-layang diatas keduanya. Radi yang melihat itu cukup kagum, ini hanya akting tapi Nadh dan Aksa mampu membuat suasana seolah mereka benar-benar pasangan dengan hubungan yang sudah sangat lama. Padahal Radi tau kalau mereka baru mengenal sebulan belakangan.
“capek nggak?” tanya Aksa saat mereka bangkit berdiri.
“capek apa? Kan rebahan doang,” jawabnya sambil menepuk pelan celananya, menghilangkan remahan rumput yang menempel.
Mereka tertawa, lalu berjalan mendekati Radi dan Askal yang merapihkan peralatannya masih dengan tangan yang bergandengan.
***
Sambil mengunyah makanannya, Nadh dan Aksa mendengarkan penjelasan Radi. Pekerjaan akan diselesaikan hari ini. Maka, setelan makan mereka akan menuju studio untuk rekaman suara.
“abis ini kita ke studio buat rekaman lagunya, kalo gak ada masalah bisa lebih cepet kok. Nggak sampe sore, jadi kalian bisa balik ke Jakarta kalo emang mau.”
Mereka berdua hanya mengangguk mengiyakan.
“eh tapi entar masih ada adegan disekolah ya, di lapangan badminton hehe. Tanggal 3 atau 4 lah Cuma sebentar kok buat adegan ending aja. Ntar kan kita masuk tanggal 6, nah gue upload ke youtube malem sebelum sekolah biar besoknya rame disekolah hehehe.” Kata Radi sambil tertawa lalu bangkit hendak memesan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLIRTATIONSHIP
Teen FictionNadhira, cewek cuek dan mageran. Bersikap manja hanya kepada sahabatnya-Dio Mahesa, si cowok nomor wahid di SMA Hutama. Perlakuan Dio yang manis dan perhatian jelas membuat Nadh bahagia dan menganggap Dio akan selalu menjadi Dionya. Suatu ketika, d...