Gadis itu menaiki tangga sebuah gedung tua, langkahnya lemas tak bertenaga, matanya sembab, rambutnya acak-acak, penampilannya seperti gembel.
Dia mendesah berat ketika sampai di tempat tujuannya, atap gedung tua yang sering ia lewati sepulang sekolah. Dengan tenaga tersisa, dia berdiri di antara pembatas gedung.
"Gak apa kalau cuma aku..." gumannya dengan tangisan. Tangannya mulai direntangkan seolah mengizinkan angin malam menerpa dirinya.
Kaki kanannya terangkat ke permukaan udara diikuti dengan matanya yang tertutup. Sedetik kemudian, tubuhnya terjun bebas ke bawah...
...
...
...
...
...
...
..."Kenapa ingin mati?"
Yurina membuka matanya, mendapati seorang anak kecil dengan bunga lili merah berdiri di atas hadapannya dengan wajah datar.
"Siapa kau...?" Tanya Yurina, ia menoleh ke sekeliling. "Dan juga dimana ini?"
"Apa kamu gak ingat dimana ini?"
Yurina kemudian teringat. Ini adalah bagian dari gedung tua yang sempat ia datangi, tapi bukankah Yurina tadi ada di atas atap?
"Aku tanya, kenapa mau mati?"
Yurina kembali lagi menatap anak kecil itu. Sosoknya begitu tidak asing, pakaiannya pun sama dengan pakaiannya sekarang. Tatapannya kini dingin, "Bukan urusanmu,"
"Tentu saja ini urusanku, kamu adalah aku."
Yurina mengerutkan dahi, "hah?"
"Naiklah."
Dengan ragu-ragu Yurina naik ke atas, menghampiri anak itu. Di tangan anak itu, Yurina dapat melihat setangkai bunga lili merah. Yurina baru pertama kali melihat bunga seperti itu,
"... pegang ini,"
"Kenapa harus?"
"Ini adalah pertanda bahwa kamu sudah benar-benar mati,"
Yurina meraih bunga tersebut. Namun tiba-tiba kepalanya menjadi sangat sakit, ia tersungkur di tanah. Samar-samar dia dapat mendengar suara-suara orang, merasakan flash kamera, dan bunyi sirine ambulan.
"Dia masih bernafas!"
"Berikan dia tabung oksigen!" Yurina masih bisa merasakan sesuatu yang dingin masuk ke hidungnya, ia seperti menghirup sesuatu dari masker yang dipasangkan di antara hidup dan mulutnya.
"Semuanya tolong mundur...!!!" Tubuhnya terasa terangkat. Samar-samar, ia dapat melihat setangkai bunga lili berwarna merah di tangannya sebelum pandangannya kembali gelap.
/Black Sheep/