24 : Sekai ni wa Ai Shika Nai

470 56 11
                                    

Gadis dengan seragam sekolah biru muda sedang duduk memandangi pantulan wajahnya di genangan danau yang tenang. Ia mendesah pelan lalu menunduk.

Sudah berapa tahun ya? 5 atau 6 tahun? Gadis itu berusaha untuk menahan rasa gugupnya. Danau ini masih sama  datarnya, sepertinya tahun-tahun itu hanya mengubah dirinya saja bukan sekitarnya.

"Setidaknya masih ada yang tersisa..." selama 6tahun itu, kenangan Yurina kosong. Bukan tanpa sebab. Dia mengalami kritis akibat percobaan bunuh diri yang ia lakukan.

Yang ia ingatlah hanyalah samar-samar suara dan sedikit ingatan akan dirinya yang lampau. Ini sudah dua bulan berlalu semenjak ia dinyatakan telah sembuh total, dokter bilang kalau dirinya diberkati.

Mengingat itu, gadis yang kini memanjakan rambutnya sampai sebahu ini tersenyum. "Diberkati ya.."

Dia tidak pernah tahu kebahagiaan itu apa, dia juga tak pernah tahu rasanya dicintai itu seperti apa, dia juga tak pernah tahu perasaan tenang karena dia hidup dalam sebuah lingkup yang gelap.

Tapi kini, saat ia memandang wajahnya di pantulan danau, ia merasa berbeda. Ini bukan dirinya yang dulu yang selalu merasa bersalah karena telah lahir ke dunia atau yang selalu berkeinginan untuk buru-buru pergi dari dunia.

Tapi kini,

"Techi!"

"Ah, Yui.." gadis berambut sedang yang dikenal dengan nama Kobayashi Yui berlari menghampiri Yurina dipinggir sungai. Mereka sama-sama tersenyum.

Yui menggenggam lengan Yurina dan menariknya lembut, "Ayo, masuk! Semuanya telah menunggu!"

"Tu-tunggu...!"

"Hm?"

"A-apa yakin dengan baju seragam seperti ini?"

Yang benar saja, memangnya Yurina masih pantas mengenakan seragam sekolahnya yang sudah bertahun-tahun itu? Yurina agak risih karena ia bertambah tinggi dari yang dulu dan itu membuat roknya menjadi lebih pendek.

"Tentu saja!" Yui tertawa, "... Ini, kan, pesta kepulanganmu loh!"

"Aku tahu.."

"Kalau begitu ayo pergi sekarang!!!" Yui memaksa Yurina dengan menariknya menjauh dari danau belakang sekolah mereka dan memasuki sebuah glosarium penuh dengan bekas kenangan.

"Tutup dulu matamu!" Perintah Yui begitu ia berada di ambang pintu.

"Heh?"

"Ini gak akan lama, aku janji."

Yurina akhirnya menurut dan menutup matanya. Tanpa sadar, ia merasa amat gugup. Yui mengandengnya dan menuntun gadis itu masuk ke dalam glosarium.

"Dalam hitungan ketiga, buka matamu ya!" Lagi-lagi Yui memerintahnya. "1.. 2.. tiga!"

"OKAERI, YURINA HIRATE-CHAN !!!" Yurina terkejut dengan seluruh orang yang berada di dalam glosarium tersebut. Seluruh teman-teman kelasnya, bahkan Yuuka, Nijika, dan yang lain juga ada disana.

"Selamat datang, Yurina! Kami senang kamu telah kembali.." suara Yuuka terdengar begitu haru, ia bahkan menintikan air mata saat memeluk Yurina.

"Yuuka.."

"Hei," kali ini giliran Fuyuka, dia tersenyum tipis lalu mengangkat tangannya; ingin berjabat tangan dengan sosok pahlawan dalam hidupnya. "Okaeri,"

"Sa-saito-san.."

Dari belakang Fuyuka, sosok gadis dengan rambut berwarna cokelat krim muncul dan tersenyum bahagia. "Terima kasih karena telah menyelamatkan aku.. Hirate-san,"

"Kau.. adiknya Fuyuka?" Ada perasaan hangat dalam dada Yurina begitu melihat gadis di depannya ini. Ia bahkan sampai memegang erat kedua pundak Miyu karna tak percaya. ".. Syu-Syukurlah..."

"Ini semua berkatmu."

Lalu disusul ucapan selamat oleh Nijika, teman-teman sekelas, bahkan guru-guru. Lalu orang terakhir, gadis dengan se-ikat bunga besar berjalan mendekatinya.

Awalnya Yurina ragu bahwa itu adalah sosok yang ia kenal namun begitu gadis itu menurunkan ikatan bunga itu, Yurina terkesima. "... Risa?"

"Okaeri, Yurina."

".. Risa."

"Dan maaf, atas segala yang aku perbuat padamu. Aku benar-benar egois. Aku---"

Tubuh Risa bergoyang karena tiba-tiba saja Yurina memeluknya dengan erat. "Hei, ini seperti bukan dirimu..."

"Maafkan aku, aku menghancurkan karirmu.. aku.."

"Itu bukan masalah besar,"

Risa pun membalas pelukan Yurina dan kemudian melepasnya, ia pun memberikan ikatan bunga itu dan tersenyum. "Hari ini, kami ingin merayakan kelulusanmu yang tertunda."

"Eh, tapi.."

Nijika maju memberikan toga serta medali kepada Yurina. Ia tersenyum saat anak murid spesialnya itu menatapnya tak percaya, "Selamat atas kelulusanmu, Hirate Yurina."

"N-nijika .. Sen.. Sensei.."

"Sotsugyo omedato, Hirate!" Seru seluruh orang yang berada di glosarium bersamaan membuat gadis bernama lengkap Hirate Yurina itu menahan air mata kebahagiaannya.

Dengan menyeka air matanya yang mendadak turun begitu saja, Yurina tersenyum kepada seluruh orang yang melihatnya. "Hontou ni Arigato.. Minna..."

"Aku gak akan pernah melupakan hal ini,"




/Black Sheep/

Kuroi HitsujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang