Author note :
Hai. Apa kabar?
Diriku tahu betul kalau masih ada fanfict yang menggantung disana.
Tapi tanganku suka nakal bikin draft sendirian..Dan ugh, iya.. ini based on MV . Tapi cuma garis besarnya aja kok, disini aku cuma menjabarkan MV dengan alurku sendiri jadi jangan terlalu diseriusin juga.. yang buat storyboard MV kan bukan aku /menangos/
Btw. Cerita ini agak beda sama apa yang biasa aku tulis.. kalo kalian lihat 'genre'-nya. Ini masuk fantasi loh! Hehehe. Kalo udah paham, skuy dibaca~
Selamat membaca..
Perlahan Yurina bisa melihat hiruk piruk kelasnya yang seolah mengabaikan dirinya. Dia menarik kursi dan kemudian duduk di tempatnya berada. Ia tidak terlalu bisa bergaul, ia juga tidak terlalu punya banyak teman, dia cuma murid biaaa yang kebetulan dipaksa orangtuanya untuk pintar.
"Sugai-san, aku dengar ayahmu masuk rumah sakit ya?"
"Eh? Apa benar?"
Begitu nama 'Sugai' terpanggil, semua perhatian murid langsung terarah kepada satu orang. Si gadis terkaya yang dikenal sebagai Sugai Yuuka. Dia manis, cantik, bagaikan puteri raja. Semua orang menyukai dirinya.
"E.. eh, iya. Dia sedang sakit," mendengar jawaban Yuuka. Anak-anak yang di dominasi perempuan segera menatap penuh iba, beberapa juga memberikan ucapan semangat sambil menepuk bahu Yuuka.
Yurina melihatnya dari kejauhan. Ia dapat melihat tatapan Yuuka yang berbeda, ia seperti menyelidiki sesuatu. Kemudian, saat Yuuka menoleh, tak sengaja mata mereka bertemu.
Yurina yang menyadari itu segera membuang muka. Dadanya berdegup kencang karena ketahuan memandangi Yuuka. Bodoh sekali dia. Bagaimana kalau Yuuka berpikir macam-macam?
Disisi lain, Yuuka mulai berdecih pelan. "Sugai-san," perhatian Yuuka teralihkan pada seseorang yang ia kenal sebagai Saito Fuyuka, pacar dari pemimpin kelompok anak nakal di sekolah. Bisa di bilang, semua anak di sekolah ini tunduk pada kelompoknya, termasuk Yuuka.
"Y-ya, Saito-san?"
Fuyuka duduk di kursi kosong depan dia. Setelah melihat kedatangan Fuyuka yang bukan berasal dari kelas ini, semua murid menjadi menjauh dari sosok Yuuka. "Aku dengar ayahmu masuk RS, ya?"
"Iya.." jawab Yuuka dengan menunduk.
"Wah, semoga cepat sembuh kalau begitu." Fuyuka tersenyum tipis, "ngomong-ngomong, aku minta 5000 yen dong!"
Seluruh anak hampir tercekat dengan omongan Fuyuka barusan, termasuk Yurina. Bagaimana Fuyuka bisa seenaknya meminta uang pada Yuuka?
Yuuka buru-buru merogoh tasnya, mengeluarkan dompet dari tas, lalu merogoh lima lembar uang seribuan, dan memberikannya langsung pada Fuyuka.
Fuyuka terkekeh sesudah mengantongi uang tersebut, tak lupa ia menepuk-nepuk pundak Yuuka dan membisikan sesuatu, "ini karena kamu enggak kasih pinjam aku mobilmu kemarin malam..."
Yuuka bergidik ngeri menatap punggung Fuyuka keluar dari kelasnya. Semua mata memandang lagi ke arah Yuuka. Gadis yang malang.
Yurina hanya melihat kejadian tersebut dengan perasaan gundah. Pasti ada sesuatu. Ia meyakini hal itu. Ia lagi-lagi menoleh pada Yuuka. Kini gadia itu menunduk, pasti sedang menyembunyikan kesedihannya.
***
"Kobayashi." Yui menoleh pada sosok yang sangat ia benci belakangan ini. Melihatnya saja membuat kemarahan Yui meluap-luap, tapi tetap saja, sosok yang satu ini benar-benar enggak mau menjauh darinya.